Page 8 - Buku Saku Pendidikan Kewarganegaraan - Adel Amelia
P. 8

1.3 Tantangan Globalisasi terhadap Identitas Nasional

               Globalisasi  adalah  suatu  proses  di  mana  batas-batas  geografis,  sosial,  politik,  dan  budaya
               antarnegara menjadi semakin kabur, sehingga terjadilah pertukaran yang sangat cepat dalam
               bidang  ekonomi,  teknologi,  komunikasi,  dan  budaya.  Menurut  Anthony  Giddens  (1990),
               globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial dunia yang menghubungkan lokasi-lokasi yang
               jauh sedemikian rupa sehingga peristiwa di satu tempat dapat dipengaruhi oleh kejadian di
               tempat  lain.  Dalam  konteks  ini,  bangsa  Indonesia  menghadapi  tantangan  besar  dalam
               mempertahankan identitas nasional di tengah derasnya arus globalisasi yang membawa nilai-
               nilai baru, baik yang positif maupun negatif.

               1.  Masuknya Budaya Asing yang Menggerus Budaya Lokal

               Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi identitas nasional adalah penetrasi budaya asing
               melalui media massa, internet, dan produk-produk global seperti musik, film, gaya hidup, dan
               mode.  Masuknya  budaya  asing  ini,  menurut  Selo  Soemardjan,  menyebabkan  “modernisasi
               tanpa westernisasi” menjadi sulit dicapai, karena nilai-nilai Barat seringkali diadopsi secara
               mentah tanpa disaring terlebih dahulu melalui kearifan lokal. Banyak generasi muda Indonesia
               yang lebih mengenal budaya Korea, Amerika, atau Jepang dibandingkan budaya tradisional
               bangsanya sendiri. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi budaya yang jika
               tidak dikendalikan, dapat melemahkan rasa kebangsaan dan menipiskan kecintaan terhadap
               warisan budaya sendiri.

               Budaya  lokal  yang  sebelumnya  menjadi  sarana  ekspresi  identitas  bangsa  mulai  tersisih,
               tergantikan oleh budaya global yang lebih mengedepankan konsumerisme, hedonisme, dan
               individualisme.  Tradisi  gotong  royong,  musyawarah,  serta  nilai-nilai  kolektivisme  yang
               menjadi ciri  khas bangsa Indonesia mulai  luntur, digantikan oleh pola pikir  pragmatis dan
               materialistis.  Jika  dibiarkan,  kondisi  ini  dapat  menggerus  keutuhan  sosial  bangsa  dan
               mempercepat alienasi budaya di kalangan generasi muda.

               2.  Krisis Jati Diri Bangsa

               Globalisasi tidak hanya mempengaruhi aspek budaya, tetapi juga mengakibatkan krisis jati diri
               bangsa.  Menurut  Samuel  Huntington  (1996),  dalam  bukunya  The  Clash  of  Civilizations,
               bangsa-bangsa yang gagal mempertahankan identitas budayanya akan mengalami keterasingan
               dan kehilangan orientasi dalam menghadapi dunia global yang kompetitif. Indonesia sebagai
               negara multikultural menghadapi dilema besar: bagaimana tetap menjadi bagian aktif dalam
               dunia modern tanpa kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang berakar pada nilai-nilai luhur
               Pancasila.


               Krisis jati diri bangsa ini terlihat dalam melemahnya rasa nasionalisme di kalangan masyarakat,
               rendahnya  apresiasi  terhadap  simbol-simbol  negara,  dan  menguatnya  sikap  primordialisme
               sempit  yang mengutamakan kelompok sendiri di  atas kepentingan nasional.  Banyak orang
               lebih bangga dengan identitas suku, agama, atau kelompok tertentu dibandingkan identitas
               nasional  sebagai  orang  Indonesia.  Hal  ini  merupakan  ancaman  serius  bagi  persatuan  dan
               kesatuan bangsa yang telah susah payah dibangun sejak era kemerdekaan.



                                                            4
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13