Page 9 - Buku Saku Pendidikan Kewarganegaraan - Adel Amelia
P. 9

3.  Kesenjangan Sosial Ekonomi sebagai Akibat Globalisasi

               Arus globalisasi ekonomi membawa dampak yang kompleks. Di satu sisi, globalisasi membuka
               peluang investasi, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Namun di sisi
               lain,  globalisasi  juga  memperbesar  kesenjangan  sosial  ekonomi  antarwilayah  dan
               antarkelompok masyarakat. Menurut Joseph Stiglitz (2002), dalam bukunya Globalization and
               Its Discontents, globalisasi cenderung menciptakan pemenang dan pecundang dalam ekonomi
               global.

               Dalam konteks Indonesia, daerah-daerah yang memiliki akses infrastruktur dan teknologi maju
               semakin maju, sementara daerah tertinggal semakin terpinggirkan. Ketimpangan ini memicu
               kecemburuan sosial yang bisa berujung pada konflik horizontal dan memperlemah integrasi
               nasional. Rasa keadilan yang terkoyak dapat mendorong kelompok-kelompok tertentu untuk
               mempertanyakan  kembali  kesetiaan  mereka  terhadap  negara,  sehingga  mengancam
               keberlangsungan identitas nasional.

               4.  Ancaman Terhadap Bahasa dan Tradisi Lokal

               Globalisasi  teknologi  informasi  dan  komunikasi  membawa  kemudahan  dalam  mengakses
               berbagai  sumber  informasi  dari seluruh dunia. Akan tetapi,  kemudahan ini juga membawa
               ancaman serius terhadap keberlangsungan bahasa daerah dan tradisi lokal. UNESCO telah
               memperingatkan bahwa setiap dua minggu, satu bahasa daerah di dunia punah. Di Indonesia,
               banyak bahasa daerah yang mulai kehilangan penuturnya karena generasi muda lebih memilih
               menggunakan Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing seperti Inggris dalam kehidupan
               sehari-hari.

               Menurut  Fishman  (1991),  kematian  bahasa  adalah  tanda  kematian  identitas  budaya  suatu
               komunitas. Jika bahasa lokal mati, maka seluruh tradisi, cerita rakyat, nilai-nilai lokal, dan pola
               pikir yang terinternalisasi dalam bahasa tersebut juga akan hilang. Ini adalah bentuk lain dari
               ancaman  terhadap  identitas  nasional  Indonesia  yang  dibangun  atas  dasar  penghormatan
               terhadap keragaman budaya.

               5.  Invasi Nilai-Nilai Global yang Tidak Sejalan dengan Pancasila

               Globalisasi  membawa  serta  nilai-nilai  baru  seperti  liberalisme  ekstrem,  sekularisme,
               konsumerisme, dan individualisme yang dalam beberapa aspek bertentangan dengan nilai-nilai
               Pancasila.  Misalnya,  nilai  liberalisme  yang  menekankan  kebebasan  individu  tanpa  batas
               seringkali bertabrakan dengan nilai kekeluargaan, musyawarah, dan kepentingan kolektif yang
               menjadi inti Pancasila.
               Menurut Prof. Notonagoro, nilai-nilai Pancasila memiliki sifat keseimbangan antara kebebasan
               individu dan tanggung jawab sosial. Jika bangsa Indonesia tidak selektif dalam menerima nilai-
               nilai global, maka ada risiko terciptanya masyarakat yang egois, tidak peduli terhadap sesama,
               serta kehilangan solidaritas sosial yang selama ini menjadi kekuatan utama bangsa.


               Maka  dari  itu,  globalisasi  perlu  disikapi  dengan  cerdas.  Bangsa  Indonesia  harus  mampu
               mengambil nilai-nilai positif dari globalisasi seperti ilmu pengetahuan, teknologi, demokrasi,
               dan  hak  asasi  manusia,  namun  tetap  menjaga  nilai-nilai  luhur  yang  menjadi  inti  identitas


                                                            5
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14