Page 116 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 116
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
Ismail nampaknya tetap berkeras dan kedua adiknya ingin pula
mengalami perjalanan darat naik mobil jauh melintasi Bukit
Barisan, yaitu dari Tanjung Balai ke Sumatera Barat, akhirnya
Mochtar memenuhi keinginan mereka dengan menugaskan
sopir pribadinya memandu mobil tersebut.
Diceritakan oleh Hanafiah, firasat Mochtar akan ada
masalah di perjalanan ternyata benar. Baru sampai di Pematang
Siantar, motor (mesin) mobil sudah mulai bertingkah. Tetapi
berhasil diperbaiki di bengkel setempat. Setelah itu,
Melewati bukit dan gunung dengan aneka tanjakan dan
penurunan, ternyata banyak penyakit tuanya. Untunglah sopir
kami dapat mengatasi semua kekurangan. (Akan tetapi) sampai
di Simabur, beberapa K.M. lagi dari Batu Sangkar, tempat
tujuan, mobil mogok total. Hari sudah malam, sehingga kami
menginap di sana, di rumah kepala (sekarang wali) nagari yang
ramah dan suka menjamu tamu. Esok harinya baru sampai
di Batu Sangkar naik bus dan seterusnya naik bendi kerumah
Parak Juar.
Demikianlah akhir perjalanan kami melintasi Sumatra,
berlainan sekali dari yang kami bayangkan waktu berangkat,
(akan) memasuki pekarangan rumah serta membunyikan
klakson bertubi-tubi.
10
Tahun itu adalah terakhir Hanafiah dan Moegni berlibur
ke Tanjung Balai. Karena tak lama setelah itu, Mochtar dan
keluarga pun meninggalkan Tanjung Balai dan bertolak ke
10 Ibid.
87