Page 114 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 114
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
dinikmati apa yang dimaksud dalam pepatah: “bagai makan
disabitkan”. 8
Kali ini Hanafiah pergi berlibur ke Tanjung Balai bersama
dengan Moegni, adik bungsu Mochtar. Nampaknya mereka
naik kapal dari Batavia langsung ke Belawan (Medan), karena
Hanafiah tidak lagi menceritakan “penderitaan” naik bus
pemerintah seperti ketika ia berlibur ke Panyabungan empat
tahun sebelumnya.
Dalam liburan kali ini, Hanafiah menemukan kehidupan
keluarga kakaknya yang sudah mapan dan banyak uang. “Hasil
praktek kak Mochtar cukup besar,” tulisnya. Tetapi rupanya
Hasnah tidak hati-hati dalam menyimpan uang hasil praktek
dokter suaminya itu:
Pada suatu hari diceritakan kepada kami, beliau selama
beberapa waktu sering kehilangan uang. Karena tidak selalu
diketahui berapa jumlah yang ada dalam kotak simpanan,
setelah cukup lama baru ketahuan bahwa ada orang yang
secara berangsur-angsur ikut mengambilnya. Dicurigai seorang
pembantu rumah sebagai pencurinya. 9
Setelah mendengar cerita kakaknya, Hanafiah dan Moegni
yang sebaya, menemukan akal untuk membuktikan kecurigaan
mereka. Di kala pembantu rumah itu pergi berbelanja ke pasar
untuk membeli sesuatu, Hanafiah dan Moegni pun memasuki
8 Pepatah ini berasal dari ungkapan Minang atau Melayu, artinya ibarat ternak
“makan disabitkan” artinya makan disediakan oleh tuan sendiri, bukan dicari
sendiri. Gaya hidup yang manja. Lihat Hanafiah (1977) hlm. 40.
9 Ibid., hlm. 41
85