Page 110 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 110

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                     Rodenwald dan sejumlah dokter bumiputera (Achmad Mochtar

                     dkk.)  beberapa  tahun  sebelumnya,  “telah  membuahkan  hasil

                     dengan terjadinya penurunan yang drastis terhadap kasus

                     malaria.  6
                             Hasil lain yang diperoleh Mochtar selama betugas di

                     Mandailing, adalah kebahagiaan keluarganya yang semakin

                     lengkap dengan lahirnya dua buah hati keluarga ini. Anak

                     pasangan Mochtar dan Hasnah yang pertama, lahir pada
                     1918 di Panyabungan, kemudian mereka beri nama Baharsjah

                     Mochtar. Anak kedua lahir di Sibolga 24 Maret 1919, dinamai

                     Imramsjah Ade Mochtar.          7




                     Cerita Lain dari Tanjung Balai

                             Setelah  lima tahun betugas di Tapanuli,  dan berhasil

                     memerangi penyakit malaria di sana, Achmad Mochtar

                     kemudian dipindahkan ke Tanjung Balai, sebuah kota di pinggir

                     Sungai Asahan, berjarak lebih kurang 170 km dari Medan. Jadi

                     Mochtar pindah melintasi pegunungan Bukit Barisan dari
                     pantai barat Sumatra ke pantai timur yang lebih dekat ke Selat

                     Malaka. Pada saat yang hampir bersamaan, Dr. Schüffner yang

                     telah menyelesaikan penelitiannya yang “gila” tentang penyakit

                     malaria  –dan  telah  membuahkan  keberhasilan–  juga  sudah





                     6  Gusti Asnan, “Prof. Dr. Achmad Mochtar: Pahlawan Pengabdi Kemanusiaan”,
                         makalah disampaikan pada Seminar Kepahlawanan Prof. Achmad Mochtar,
                         diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat di Padang, 10
                         November 2020.
                     7  Lihat De Tijd- godsdienstig-staatkundig dagblad, 01-07-1954

                                                           81
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115