Page 158 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 158
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
ia masih produktif mempublikasikan tentang leptospirosis
bersama sejawat Belanda, H. Esseveld dan W.A. Collier, serta
Sardjito dari kalangan bumiputra. Di samping itu, ia juga
mempublikasikan dua makalah tentang kolera bersama W.K.
Martens dan J.K. Baars (1938) dan satu makalah lain pada 1939.
Menurut Baird & Marzuki, ini adalah tahun paling produktif
Mochtar dengan sembilan makalah.
Lebih lanjut Baird & Marzuki (2020:106) mencatat, pada
tahun 1940 Mochtar mempublikasikan tes diagnostik flouresens
untuk tuberklosis. Pada tahun yang sama, ia mempublikasikan
lima makalah lain tentang leptospirosis. Ada yang ia tulis
sendirian, ada juga yang bersama sejawatnya, Bahder Djohan
dan W.A. Collier. Tahun paling produktif terakhirnya adalah
tahun 1941, dengan enam publikasi. Dalam tahun tersebut ia
melanjutkan dedikasinya pada leptospirosis, bersama dengan
minat yang semakin luas pada penyakit dalam dan kimia.
Publikasinya pada 1941 termasuk kolaborasi dengan sejawat
Belanda (A.G. van Veen, C.A. de Reede, dan D. Rikebusch) serta
sesajawatnya sesama pribumi Bahder Djohan dan Wahab.
Diketahui, Dr. Achmad Mochtar, hingga masa
pendudukan Jepang di tanah airnya, tak henti-hentinya
memberikan kontribusi penting di bidang leptospirosis.
Publikasi terakhir Mochtar terbit pada Januari 1943. Mochtar
menulis dalam bahasa Jerman dan terbit di Japanesse Journal
129