Page 161 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 161
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
menulis 25 artikel di GTNI, terutama tentang leptospirosis
12
(penyakit Weil) dan kusta.”
Mochtar adalah ilmuwan yang sangat menonjol dan telah
melangkah jauh menuju puncak kegemilanan pada masanya.
Menutup bab tentang Mochtar sebagai seorang penyelidik dan
ilmuwan handal, dan bekerja dengan hati, Baird & Marzuki
(2020:106) menulis kalimat-kalimat yang penuh penghormatan
sekaligus rasa getir mengenai nasib Mochtar di akhir masa
pendudukan Jepang:
Achmad Mochtar telah melangkah jauh dari Bonjol,
Sumatera Barat. Ia tidak hanya menghimpun kearifan dunia
luar, seperti yang dituntut oleh tradisi Minang, tetapi juga telah
menyebarluaskan dan meningkatkannya. Samar-samar ramalam
Jawa dalam nujum Jayabaya yang penuh harapan setelah masa
penjajahan, mulai terwujud. Ramalan tersebut sekaligus menjadi
saksi hencurnya kehidupan, dedikasi, dan pencapaian Mochtar
secara mengerikan. Dunia baru yang kacau balau ini dikendalikan
oleh orang-orang yang bernafsu menunjukkan kebohongan
sebagai kebenaran –kebalikan dari kecendekiawanan Mochtar.
Keberanian, kejujuran intelektual, kerja keras dan keindahan
budi Mochtar dalam dunia baru pendudukan masa perang
pada akhirnya menjadi kehancurannya.
12 Ibid, hlm 128-134.
132