Page 191 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 191

menganggap  bahwa  keadaan  buruk  tidak  menyenangkan,  dan  kita  selalu

               memandang  jauh  kedepan,  mencari-cari  dan  menghayalkan  yang  tidak  ada,

               keadaan yang kita anggap lebih menyenangkan. Karena kebodohan kita inilah

               maka kita hidup dikejar-kejar oleh kebutuhan setiap saat, detik demi detik kita

               mengejar  kebutuhan.  Kebutuhan  adalah  keinginan  akan  sesuatu  yang  belum

               tercapai, yang kita kejar-keja. Lupa bahwa kalau yang satu itu dapat tercapai,

               didepan  masih  menanti  serbu  yang  lain  yang  akan  mejadi  keinginan  dan

               kebutuhan kita selanjutnya. Maka, berbahagialah dia yang tidak membutuhkan

               apa-apa! Bukan berarti menolak segala kesenangan, melainkan tidak mengejar

               apa-apa  sehingga  kalau  ada  sesuatu  yang  datang  menimpa  diri,  bukan  lagi

               merupakan kesenangan atau kesusahan, melainkan dihadapi sebagai suatu yang

               sudah wajar dan semestinya sehingga tampaklah keindahan yang murni!


               Demikian pula keadaan Raja Han Ti Ong. Dia seorang yang sakti dan bijaksana

               namun  tiba  saatnya  dia  lengah  dan  menganggap  bahwa  dia  menemukan

               kebahagiaan  dalan  diri  The  Kwat  Lin.  Padahal  yang  dia  temukan  hanyalah

               kesenangan yang timbul dari kenikmatan badani, dari terpuaskannya nafsu. Dia

               seolah-olah hidup dialam khayal, di alam mimpi. Setelah dia sadar dari mimpi,

               terasa bahwa yang manis menjati pahit bukan main, baru sadar bahwa perubahan

               dari senang ke susah sama mudahnya dengan membalikan telapak tangan! Dan

               mengalah, suka dan duka hanyalah dwi muka (kedua muka) dari sebuah tangan

               yang sama!


               Perahu  kecil  itu  terayun-ayun  kekanan  kiri  seperti  menarinarikarena  tidak

               dikuasai oleh layar maupun dayung, melainkan sepenuhnya dikuasai oleh air laut

               yang

               tenang. Dua orang yang duduk diperahu itu


                seperti dua buah arca, diam dan pandang mata             mereka

               melayang  jauh  ke  kaki  langit,  melayang-layang  di  permukaan  laut  seperti

               mencari-cari sesuatu yang hilang.



                                                           190
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196