Page 78 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 78

“Ha, kau masih meragukan kelihaian suhumu? Lihat baikbaik!” Han Ti Ong lalu

               mengeluarkan sebuah botol dari saku jubahnya, menggunakan ujung sepatunya

               mencongkel  mayatmayat  itu  menjadi  setumpukan  barang  busuk,  dan  dia

               menuangkan  benda  cair  berwarna  kuning  dari  dalam  botol  ke  atas  tumpukan

               mayat.


               Tampak uap mengepul dan tumpukan mayat itu mencair, dalam sekejap mata saja

               lenyaplah  tumpukan  mayat  itu  karena  semua,  berikut  tulang-tulangnya,  telah

               mencair dan cairan itu mengalir ke dalam lubang yang tadi digali Sin Liong.

               Benar saja, cairan itu memasuki lubang dan meresap ke tanah, tentu saja lubang

               itu sudah lebih dari cukup untuk menampung cairan itu.

               Dengan mata terbelalak penuh kagum, Sin Liong lalu menguruk lagi lubang itu

               dan berlutut di depan kaki suhunya, “Suhu, terima kasih atas bantuan Suhu. Suhu

               sungguh sakti dan 77anita77.” “Aahhh….!” Muka Han Ti Ong menjadi merah


               dan dia mengeluarkan seruan itu untuk menutupi rasa malunya. Mana bisa dia
               disebut  wanita  wanita  mengubur  mayat-mayat  itu  bukan  terjadi  atas


               kehendaknya, melainkan dia “terpaksa” oleh muridnya?

               “Kalau  aku  tidak  salah  lihat,  mereka  ini  adalah  pendekarpendekar  gagah.

               Sungguh kematian yang menyedihkan dan entah siapa yang dapat membunuh

               mereka.


               Mereka kelihatan bukan orang-orang sembarangan yang mudah dibunuh. Mari

               kita pergi, Sin Liong!” Kembali murid itu dikempitnya dan Pangeran Sakti itu

               menggunakan ilmu berlari cepat seperti tadi, melanjutkan perjalanan ke timur

               menuruni Pegunungan Jeng-hoa-san. Tak lama kemudian, wanita Sin Liong yang

               dikempit(dijepit di bawah lengan) berseru, “Haiii  Suhu, harap berhenti dulu…!”

               Han Ti Ong menjadi gemas. Akan tetapi dia berhenti juga menurunkan bocah itu

               dari kempitan di bawah ketiaknya.


               “Mau apa lagi kau? Awas, 77anit tidak penting sekali, aku akan marah!”





                                                           77
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83