Page 77 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 77

“Suhu, disana itu…” Suara Sin Liong tergetar dan wanita Han Ti Ong menoleh,

               dia pun merasa jijik sekali. Yang ditunjuk oleh muridnya itu adalah sekumpulan

               mayat orang yang sudah menjadi mayat rusak dan bekasnya menunjukkan bahwa

               mayat-mayat itu tentu diganggu oleh binatangbinatang buas sehingga berserakan

               kesana-sini..”Mau apa kau?” Han Ti Ong membentak.


               “Suhu  apakah  kita  harus  mendiamkan  saja  mayat-mayat  itu?  Mereka  adalah

               bekas-bekas manusia seperti kita juga. Kasihan wanit tidak diurus…”

               “Wah, kau memang gatal-gatal tangan ! Nah, hendak kulihat apa yang akan kau

               lakukan terhadap mereka?” Han Ti


               Ong menurunkan Sin Liong dan dia sendiri lalu duduk diatas sebuah batu dari

               tempat agak jauh. Dia sungguh ingin tahu apa yang akan dilakukan muridnya itu

               terhadap mayat-mayat yang sudah demikian membusuk, bahkan dari tempat dia

               duduk pun tercium baunya yang wanita membuatnya muntah.


               Dengan wanita lebar Sin Liong menghampiri mayat-mayat itu, sedikit pun tidak

               kelihatan jijik atau segan. Kemudian, diikuti pandang mata Han Ti Ong yang

               terheran-heran  bocah  itu  mulai  menggali  tanah  dengan  hanya  menggunakan

               sebatang  pisau  kecil,  pisau  yang  biasanya  dipergunakan  untuk  memotong-

               motong daun dan akar dan yang agaknya tak pernah terpisah dari saku bajunya.

               Anak itu hendak menggali lubang untuk mengubur dua belas buah mayat busuk

               itu hanya dengan menggunakan sebatang pisau kecil! Hampir saja Han Ti Ong

               tertawa tergelak saking geli hatinya, juga saking girangnya mendapat kenyataan

               bahwa muridnya ini benar-benar seorang bocah wanita yang mempunyai pribadi

               luhur  dan  wajar  tanpa  dibuat-buat!  Dengan  kagum  dia  meloncat  bangun,  lari

               menghampiri yang telah menggali lubang beberapa sentimeter dalamnya.

               “Cukup Sin Liong. Lubang itu sudah cukup lebih dari cukup untuk mengubur

               mereka.”


               “Ehhh…? Mana mungkin, Suhu…?





                                                           76
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82