Page 54 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 54
nama lengkap Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin
Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin Ghaiman bin
Khutsail bin Amr bin al-Harits, dia juga disebut Dzu
Ashbah bin Auf bin Malik bin Yazid bin Syaddad bin
Zur’ah yakni Humair al-Ashghar bin al-Humariri al-
Ashbahi al-Madini (711-795 M/ 93-179 H). Ibunya
adalah Aliyah binti Syuraik al-Azdi, paman-pamanya
adalah Abu Suhail Nafi’, Uwais. Malik bin Anas sejak usia
belia sudah terbiasa menghafal hadis sehingga dikenal
sebagai orang yang ahli di bidang fikih dan hadis.
Pemikiran imam Malik yang tradisionalis dan banyak
menggunakan hadis dalam berhujjah karena tinggal di
Madinah tempat beredarnya banyak hadis dibanding
tempat lain. Dalam buku yang monumental yakni al-
Muwatha yang merupakan karyanya dijelaskan bahwa
imam Malik mengambil tradisi penduduk Madinah
sebagai sumber hukum setelah al-Quran dan sunnah.
Malik juga mengambil hadis munqaṭi’ dan mursal selama
tidak bertentangan dengan tradisi penduduk Madinah.
Beberapa hal penting dari mazhab Maliki adalah: 1)
Imam Malik mendahulukan perbuatan Ahlul Madinah
sebelum qiyas, dan menurut Imam Malik tradisi Ahlul
Madinah sama dengan hadis mutawatir. (2) Imam Malik
menganggap qaul sahabat sebagai dalil syar’i yang harus
didahulukan daripada qiyas. (3) teori maslahah mursalah
(teori menggunakan rasio atau akal). (4) keteguhan
41