Page 58 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 58
bin Qasith bin Mazin bin Saiban bin Dzahl bin Tsa’labah
bin Ukabah bin Sha’b bin Ali bin Bakar bin Wa’il bin
Qasith bin Hanb bin Afsha bin Da’mi bin Jadilah bin
Asad bin Rubai’ah bin Nazar bin Ma’d bin Adnan.
26
Menurut Ibnu Khalkan, nasab ini adalah benar. Imam
Hanbali (demikian julukannya) dilahirkan pada tahun
164 H di kota Salam, Bagdad dari keluarga Arab asli.
Nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada
Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Sejak kecil ia sudah ditinggal
oleh ayahnya dan diasuh oleh ibunya sendiri. Sejal usia
masih belia beliau sudah bisa mengahafal al-Quran.
Beliau lahir dan tumbuh berkembang di Bagdad
pada tahun 164 H, sampai wafatnya. Disebutkan dalam
kitab Al-Muhażab, al-Wāsiṭ, dan ar-Rauḍah bahwa dia
seorang imam yang baik, disepakati kemulyaannya,
kewira’an-nya, kezuhudan dan banyak ilmunya dan hafal
hadis. Dia pernah mendatangi kota Mekkah, Madinah,
Syām, Yaman, Kufah, Baṣrah dan Jazīrah.
Sejarah Latar belakang metode Imam Ahmad bin
Hanbal dan Mazhab Hanbali dimulai sejak tahun 195 H
sampai tahun 197 H Ahmad belajar fiqh dan ushul fiqh
pada Imam Syafi’I yang pada waktu itu berada di Hijaz.
Di Hijaz ia belajar pada Imam Malik dan Imam Laits bin
26
Abdul Ghani al-Daqr, A’lam al-Muslimin: Ahmad bin Hanbal
Imam Ahl al-Sunnah (Damsyiq: Dar al-Qalam, 1999), 16.
45