Page 56 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 56
syam) pada tahun 150 H bersamaan dengan tahun
kematiannya Imam Hanafi di Bagdad. Pada tahun usia
tujuh tahun beliau bisa menghafal al-Quran, dan Hadis-
hadis Nabi SAW. Ia juga fasih dalam bahasa Arab. Ketika
mendengar kealiman Imam Malik dengan bukunya al-
Muwatha, ia meminjam buku tersebut dari temannya di
Mekah dan menghafalnya dalam waktu sembilan hari
pada usia 15 tahun. Imam Syafi’i juga terkenal dengan
pendapatnya yaitu qaul qadīm (pendapat lama) di Iraq
dan qaul jadīd (pendapat baru) ketika di Mesir. Buku
yang terkenal adalah al-Umm dan kitab al-Risālah yang
memuat Kaidah-kaidah Ushuliyyah.
Adapun guru-guru imam Syafi’i adalah Muslim bin
Khalid al-Zanji seorang mufti di Mekah, Dawud bin
Abdurrahman al-Athar, pamannya yakni Muhammad bin
Ali bin Syafi’, dia anak pamannya al-Abbas kakek dari al-
Syafi’i, Sufyan bin Uyainah, Abdurrahman bin Abu Bakar
al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Iyadh, Malik bin
Anas dengan kitabnya al-Muwatha’ dan guru-guru
24
lainnya. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, imam
Syafi’i adalah seorang Ahli filsafat dalam berbagai bidang,
seperti al-Lughah, Ikhtilaf al-Nas, Ilmu al-Ma’ani dan
Fiqh.
24 Ibid., 6.
43