Page 59 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 59
Sa’ad al-Misri. Dalam pencarian hadis ia juga melakukan
perlawatan atau pergi ke Yaman dan di sana ia bertemu
dengan Abdurraziq bin Hammam dan ke daerah-daerah
27
lainnya seperti Khurasan, Persia dan Tarsus.
Imam Ahmad menganggap bahwa Imam Syafi’i
adalah gurunya, oleh karena itu dalam pemikirannya ia
banyak dipengaruhi oleh Imam Syafi’i. Hal tersebut
diketahui dari kata-kata Imam Ahmad bin Hanbal ketika
sudah menjadi Imam besar: apabila saya ditanya tentang
sesuatu yang tidak saya jumpai Khabarnya yakni Hadis
dan atsar sahabat yang menjelaskannya, maka saya
berpegang pada pendapat Imam Syafi’i. Karena besarnya
pengaruh Imam Syafi’i pada pola pemikiran Ahmad bin
Hanbal inilah sampai-sampai imam al-Thabari tidak mau
menganggapnya sebagai ulama fikih dan mujtahid dan
menganggapnya sebagai muttabi’, periwayat hadis dan
28
bertaklid.
Meskipun pemikiran fiqh Imam Ahmad bin Hanbal
banyak dipengaruhi oleh pemikiran Imam Syafi’I, namun
Imam Ahmad bin Hanbal jauh lebih menguasai hadis
daripada Imam Syafi’i sehingga pada suatu ketika Imam
Syafi’i pernah menyatakan kepada Imam Ahmad bin
Hanbal dan para ahli hadis: “Kalian lebih tahu tentang
27 M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Studi Kitab Hadis (Yogyakarta: Teras,
2009), 28.
28 Ibid., 28.
46