Page 6 - Bahan Ajar Revisi_Multikultural_Melia_2022
P. 6
menggali potensi dosen dan mahasiswa dalam suasana yang menyenangkan untuk dapat
mengembangakan kerakter, Perilaku dan Kompetensi mahasiswa.
Permasalahan kurangnya bahan ajar yang fokus untuk pengajaran pendidikan anak
usia dini tentunya menjadi poin penting bagi peneliti untuk meningkatkan mutu pendidikan
anak usia dini melalui pemenuhan bahan literasi. Bahan ajar yang sudah ada lebih kepada
universal dan lebih umum untuk kalangan orang dewasa yang mengajarkan peran sosial dan
keberagaman kultur. Namun belum ditemukan bagaimana penekanan karakter yang bisa
distimulasi melalui konsep mutikultural yang seyogyanya sejak dini sudah harus terstimulasi.
Perlu bahan rujukan yang harus digunakan untuk merancang pengembangan multikultural
dalam menanamkan pendidikan karakter.
Bahan ajar ini di harapkan mendorong dan memotivasi mahasiswa dalam diri sebagai
calon guru pendidikan anak usia dini yang berkerakter. pengembangan pendidikan
multikultural implementasi anak usia dini dalam bentuk bahan ajar belum ada dilakukan,
namun terdapat beberapa penelitian ilmia, seperti penelitian Hasanah Usatun (2019)
mengenai dan Kusuma Wira Hadi (2013) mengenai urgensi pendidikan multikultral bagi
anak usia dini. Tujuan Penelitian Pengembangan Bahan ajar dibuat untuk bagaimana
mengembangkan bahan ajar Pendidikan Multikultural dalam impelementasi pembelajaran
anak usia yang berkerakter. Pendidikan Multikultural memberi selusi dalam era 4.0 yang
semua serba digitalisasi yang tentunya memberi ruang kebebasan dalam bersosialisai, namun
tidak dipungkiri kebebasan yang terdadi dapat menurun nilai nilai dan kerakter. Keutaman
(urgensi) penelitian pengembangan bahan ajar pendidikan m implementasi pendidikaan
multikultural dalam membentuk kerakter anak usia dini ultikultural dalam implementasi anak
usia dini yang berkrakteristik sebagai pondasi awal mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik
dalam menanamkan nilai dasar yang berorentasi membangun watak dan karakteristik
kebaangasan yang akan di tanam kepada anak usia dini, serta menjadi salah satu instrumen
pengajaran dan belajar, selain RPS, RPP, SAP dan Modul pembelajaran. Penelitian dilakukan
melalui pendekatan model pembelajaran berbasis lingkungan bahan ajar yang dipengaruhi
oleh kesesuainya dalam kondisi alam, sosial dan budaya dari peserta didik itu sendiri.
Konteks lingkungan (culture) merupakan salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan bahan ajar di samping konten, kognisi, dan ragam kominikasi semakin dekat
dengan kehidupan maka semakin bermaknalah bahan ajar (Kosasih, 2021). Potensi hasil
diperoleh dalam pengembangan bahan ajar tersedia kebutuhan literasi dan pengembangan
keterampilan mengajar secara optimal yang berkerakteristik kebangasaan sebagai tenaga
2

