Page 118 - E-Modul Mikrobiologi Ulii
P. 118
Sedangkan kekurangan sterilisasi panas kering adalah:
waktu yang lama, mulai pemanasan, proses sterilisasi, sampai pendinginan peralatan
yang disterilkan.
kemungkinan terjadi kerusakan bahan kemasan atau beberapa item sendiri akibat dari
suhu tinggi yang digunakan.
pemantauan dan pengendalian kondisi sterilisasi dalam kemasan yang disterilkan bisa
sangat memakan waktu.
karena suhu tinggi, sterilsers panas kering memberikan potensi terbesar untuk cedera
personel setelah kontak dengan bagian 45 sterilisasi atau alat yang sedang diproses,
dibandingkan dengan fasilitas proses sterilisasi yang lain.
Gambar 26. Dry heat sterilization
b. Sterilisasi Panas Basah (Wet heat sterilization)
Sterilisasi panas basah menggunakan suhu di atas 100ºC dilakukan dengan uap yaitu
menggunakan autoklaf, alat serupa pressure cooker dengan pengatur tekanan dan
pengaman. Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan
basah dibandingkan keadaan kering. Proses sterilisasi dengan autoklaf ini dapat membunuh
mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mengkoagulasi protein pada enzim dan
membran sel mikroorganisme. Proses ini juga dapat membunuh endospora bakteri.
Sterilisasi uap (steam sterilization) melibatkan penggunaan uap bertekanan, diberikan pada
suhu tertentu untuk waktu yang tepat. Sterilisasi terjadi sebagai akibat kondensasi panas
dipindahkan ke beban menyebabkan menjadi panas yang cepat. Peralatan yang disterilkan
harus dibungkus dan dikemas dan benar-benar kering sebelum pengangkatan dari autoklaf
dan prosedur ini harus tetap di tempat untuk memantau proses sterilisasi. Lamanya
pemanasan tergantung pada tekanan uap yang dipergunakan, serta besar dan macam benda
yang akan disterilkan. Dengan cara ini bentuk vegetatif maupun spora akan mati, sehingga
tercapai sterilisasi sempurna.
111