Page 88 - E-Modul Mikrobiologi Ulii
P. 88
b. Siklus Hidup Escherichia coli
Kecepatan berkembang biak bakteri Escherichia coli berada pada interval 20 menit jika
faktor media, derajat keasaman, dan suhu sesuai. Selain tersebar di banyak tempat dan
kondisi, bakteri ini tahan terhadap suhu, bahkan pada suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang
baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara 8˚C – 46˚C, tetapi suhu optimalnya
adalah 37˚C. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup dalam tubuh manusia dan
vertebrata lainnya (Dwidjoseputro, 1978). Pada umumnya bakteri Escherichia coli hanya
mengenal satu macam pembiakan yaitu dengan cara seksual atau vegetatif. Pembiakan ini
berlangsung cepat apabila faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi
pembelahan, sel-sel baru tersebut akan membesar sampai masingmasing menjadi sebesar
sel induknya (Melliawati, 2009). Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota
normal saluran pencernaan. Escherichia coli dapat berpindah karena adanya kegiatan
seperti dari tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat minuman.
c. Sifat Patologi Escherichia coli
Escherichia coli mempunyai peranan yang cukup penting dalam kehidupan yaitu
menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogenik.
Escherichia coli akan menjadi patogen bila pindah dari habitatnya yang normal kebagian
lain dalam inang, misalnya bila Escherichia coli di dalam usus masuk ke dalam saluran
kandung kemih kelamin dapat menyebabkan sistitis, yaitu suatu peradangan pada selaput
lendir organ tersebut. Galur-galur tertentu dari Escherichia coli juga mampu menyebabkan
gastroenteristis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. Escherichia coli
merupakan organisme penghuni utama di usus besar, hidupnya komensalisme dalam kolon
manusia dan diduga berperan dalam pembentukan vitamin K yang berperan penting untuk
pembekuan darah. Beberapa penelitian, menunjukkan bahwa beberapa strain Escherichia
coli juga dapat menyebabkan wabah diare atau muntaber, terutama pada anak-anak.
Berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak lepas dari keberadaan bakteri
di dalamnya. Namun, jika makanan dan minuman tersebut diolah secara higienis, mungkin
bakteri di dalamnya masih memiliki batas toleransi untuk dikonsumsi terutama bakteri
patogen penyebab penyakit. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) keberadaan
Escherichia coli pada bahan pangan (makanan dan minuman) berjumlah 0 (nol)
koloni dalam 100 ml air.
82