Page 90 - E-Modul Mikrobiologi Ulii
P. 90

b.Siklus hidup Salmonella sp.




                  Salmonella sp. selalu masuk melalui mulut, biasanya dengan makanan dan minuman

             yang  terkontaminasi  Salmonella  sp.  Selain  itu  kondisi  lingkungan  sekitar  juga

             memengaruhi penyebaran bakteri ini. Tangan yang tidak dicuci sehabis menyentuh objek

             yang tidak higienis dapat menjadi salah satu faktor penyebaran. Setelah masuk ke dalam

             tubuh manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung tetapi yang lolos masuk ke usus


             halus  dan  berkembang  biak  di  illeum.  Disini  terjadi  fagositosis  oleh  sel  kelenjar  getah

             bening  yang  kemudian  menyebar  ke  aliran  darah,  kelenjar  getah  bening  dan  ke  usus

             (Aditya, 2018). Perkembangbiakkan bakteri Salmonella sp. melalui proses yang bernama

             konjugasi,  dimana  dua  bakteri  akan  membentuk  sebuah  jembatan  untuk  transfer  materi

             kromosom  dan  plasmid.  Setelah  memiliki  materi  rekombinan  tersebut,  bakteri  akan

             memisahkan diri menjadi dua sel bakteri dengan sifat baru.



      c. Sifat Patologi Salmonella sp.


                       Salmonella sp.  akan  berkembangbiak  di  dalam  alat  pencernaan  penderita,  sehingga

             terjadi  radang  usus  (enteritis).  Radang  usus  serta  penghancuran  lamina  propria  alat

             pencernaan oleh penyusupan (proliferasi) Salmonella sp. inilah yang menimbulkan diare,
             karena  Salmonella  sp.  menghasilkan  racun  yang  disebut  cytotoxin  dan  enterotoxin

             (Dharmojono, 2001). Penularan bakteri Salmonella sp. pada manusia dapat melalui air atau

             makanan  (food  and  water  borne  infection),  yaitu  dengan  jalan  tertelannya  sel-sel
             Salmonella sp. yang masuk ke dalam saluran pencernaan makanan. Apabila bakteri masuk

             ke dalam tubuh manusia, tubuh akan berusaha untuk mengeliminasinya. Akan tetapi bila

             bakteri dapat bertahan dan jumlah yang masuk cukup banyak, maka bakteri akan berhasil
             mencapai usus halus dan berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat merangsang

             sel darah putih untuk menghasilkan interleukin dan merangsang terjadinya gejala demam,

             perasaan lemah,sakit kepala, nafsu makan berkurang, sakit perut, gangguan buang air besar

             serta gejala lainnya (Darmawati, 2009). Kuman Salmonella sp. menghasilkan endotoksin
             yang  merupakan  kompleks  lipopolisakarida  dan  dianggap  berperan  penting  pada

             pathogenesis  demam  tifoid  yang  disebabkan  oleh  bakteri  Salmonella  sp.,  dimana

             endotoksin  bersifat  pirogenik  serta  memperbesar  reaksi  peradangan  yang  dapat

             menyebabkan  kuman  Salmonella  sp.  berkembang  biak.  Menurut  Aerita  et  al.,  (2014)
             Salmonellosis ditandai dengan sakit kepala secara mendadak, sakit perut, diare, mual, dan

             muntah disertai demam.
                                                                                                                   84
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95