Page 198 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 198

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  179


              1999 telah membangun fiksi hukum dan ‘mematisurikan’
              tanah (hak)  ulayat.  Tanah komunal  yang mengandung
              hak yang berkarakter perdata dipersamakan dengan tanah
              ulayat yang mengandung hak yang berkarakter publik dan
              perdata sehingga didaftar dan diberikan hak milik.
              Ketiga, pendaftaran  tanah ulayat pada  hakikatnya
              tidak  perlu diterbitkan  sertipikat, dalam arti  tidak  perlu

              diberikan hak atas tanah, karena tanah-tanah ulayat pada
              prinsipnya  tidak dapat dialihkan ataupun diagunkan.
              Dengan  demikian  tahapan  proses  pendaftaran  tanah
              ulayat  yang dilakukan adalah  penelitian  (ada  tidaknya
              tanah  (hak)  ulayat  tersebut), pengukuran  keliling,  dan
              pemetaannya. Keabsahan  subyek  tanah  ulayat berikut
              obyeknya ditempuh dengan Peraturan Daerah yang bersifat

              deklaratif, bukan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota
              yang bersifat konstitutif.
              Keempat, dalam  hal  tanah  ulayat akan dimanfaatkan
              oleh pihak lain dapat dilakukan melalui mekanisme ‘sewa’,
              bukan pelepasan hak. Kedepannya, perlu diatur konstruksi
              hak atas  tanah dimana dimungkinkan  hak atas  tanah di

              atas tanah (hak) ulayat.
              Kelima, pembentukan RUU Perlindungan dan Pengakuan
              Hak Masyarakat Hukum Adat serta RUU Pertanahan yang
              sedang berlangsung semoga dapat dijadikan momentum

              untuk mengatur upaya penyelesaian masalah tanah ulayat.
              Semoga.
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203