Page 193 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 193

174   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            negara berkembang terutama di Afrika. Hasil penelitiannya
            mengatakan bahwa terdapat 5 (lima) fase interaksi hukum
            adat dengan hukum negara, yaitu:   1
            1.   fase akuisisi  (acquisition),  pendekatan  yang  dipakai
                adalah pendekatan  feodal.  Penguasaan  terhadap
                wilayah  sekaligus  merupakan akuisisi  terhadap
                tanahnya. Oleh karena itu hukum tanah (adat) yang

                berlaku di  daerah  yang  sudah dikuasainya adalah
                hukum negara Eropah.  Hukum  adat  dianggap  tidak
                ada sehingga diakuisisi oleh hukum negara;
            2.  fase destruksi  (destruction)  yang  merupakan  fase
                lanjutan dari  akuisisi,  berupa  penghancuran atau
                perusakan tatanan  hukum  asli.  Penjualan tanah,
                yang  sebelumnya  tidak  boleh dipermudah  untuk

                mendukung perkembangan  ekonomi  pasar  yang
                berorientasi ekspor.  Karena  sudah dihancurkan,
                akibatnya hukum adat menjadi tidak berfungsi dalam
                mengatur tanah-tanah rakyat;
            3.  fase rekonstruksi  (reconstruction),  yaitu  timbulnya
                kesadaran dari penjajah terhadap  nasib  hukum adat
                sehingga dicoba  untuk  merekonstruksi  hukum adat
                yang sudah hancur. Pada fase ini Pemerintah Kolonial




            1   Dalam Kurnia Warman, “Hukum Adat dan Hukum Negara:
                Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat
                dalam Hukum Positif Indonesia”, makalah  disampaikan
                pada  Focus  Group Discussion  yang diadakan oleh  Komisi
                Ilmu Sosial – Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)
                di Yogyakarta, 24 Mei 2014.
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198