Page 196 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 196
Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat 177
Catatan Akhir Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA)
2017 menunjukkan terjadinya peningkatan konflik agraria.
Di tahun 2017 terjadi 659 konflik agraria dengan luasan
520.491,87 ha. dimana sektor perkebunan menempati posisi
pertama yaitu 32%, sektor kehutanan pada posisi kelima
(5%), pertambangan di posisi ketujuh (3%).
2
Salah satu faktor penyebab mencuatnya konflik tersebut
karena belum clear-nya entitas tanah ulayat. Merujuk pada
pendapat Maria SW. Sumardjono bahwa berdasarkan
konsepsi hubungan antara Negara dengan tanah terdapat
3 (tiga) entitas tanah, yaitu: (1) tanah Negara; (2) tanah
ulayat; dan (3) tanah hak ; maka sememangnyalah masih
3
kurangnya perhatian Pemerintah dalam menyelesaikan
persoalan tanah ulayat.
Jika dipertanyakan pada seluruh otoritas yang terkait
dengan pertanahan dan juga seluruh pemerintah daerah
yang di wilayahnya terdapat tanah ulayat mengenai luas dan
letak tanah ulayat yang ada, diyakini tidak akan diperoleh
data dimaksud. Seandainyapun ada, data dimaksud
menunjukkan perbedaan sebagaimana tidak samanya data
luas kawasan hutan antar satu otoritas dengan otoritas
lainnya.
2 http://www.kpa.or.id/news/blog/kpa-launching-catatan-
akhir-tahun-2017/ diunduh pada tgl.10 Agustus 2018 jam
10.55 WIB.
3 Maria S.W. Sumardjono, 2010, Tanah Untuk Kesejahteraan
Rakyat, Penerbit Bagian Hukum Agraria Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm.22.