Page 83 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 83

64    Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            1.   Magis  religius.  Sifat  ini diartikan sebagai suatu  pola
                pikir  yang  didasarkan  pada keyakinan masyarakat
                tentang adanya sesuatu yang bersifat sakral. Sebelum
                masyarakat adat  mengenal  ajaran agama,  sifat  ini
                diwujudkan dalam cara berfikir dan kepercayaan pada
                alam gaib yang menghuni suatu benda, bagi masyarakat
                yang telah mengenal ajaran agama, perasaan religius
                diwujudkan dalam bentuk kepercayaan kepada Tuhan.
                Masyarakat mempercayai bahwa  setiap  perbuatan

                apapun bentuknya akan selalu mendapat imbalan dan
                hukuman;
            2.  Komunal. Masyarakat  adat memiliki  asumsi bahwa
                setiap individu atau anggota masyarakat merupakan
                bagian integral  dari  masyarakat  secara keseluruhan.
                Diyakini  pula  bahwa  setiap  kepentingan  individu
                sewajarnya   disesuaikan   dengan   kepentingan-

                kepentigan masyarakat,  karena  tidak  ada individu
                yang terlepas dari masyarakat;
            3.  Konkrit. Sifat ini diartikan sebagai sifat yang serba jelas
                atau nyata, yang menunjukkan bahwa setiap hubungan
                hukum yang terjadi dalam masyarakat tidak dilakukan
                secara diam-diam.  Pemindahan  hak dan  tanggung
                jawab selalu diiringi dengan pemindahan benda;
            4.  Kontan.   Sifat  ini  mengandung    arti  sebagai
                kesertamertaan,  terutama dalam  kontra-prestasi.

                Setiap  pemenuhan  prestasi  selalu diiringi  dengan
                kontra-prestasi  yang  diberikan secara serta  merta
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88