Page 80 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 80
Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat 61
desanya, daerahnya, itu mengikat juga kelompok-
kelompok yang tinggal disitu dan yang tidak
mempunyai hubungan kekeluargaan menjadi
persekutuan hukum, suatu kesatuan.
Ketiga model masyarakat adat tersebut dapat diuraikan
secara sederhana sebagai berikut: (a) masyarakat adat
genealogis adalah suatu kesatuan hukum yang syarat untuk
menjadi anggotanya hanya terdiri dari keturunan tersebut.
Dalam persekutuan hukum semacam ini, maka tidak
pandang dimana seseorang itu berada atau berdiam kalau
ia merupakan anggota dari ikatan keluarga maka ia adalah
anggota persekutuan hukum tadi; (b) masyarakat adat
territorial adalah suatu persekutuan hukum yang meminta
sebagai satu-satunya syarat untuk keanggotaannya hidup
bersama pada suatu tempat, contohnya adalah di Jawa dan
Madura, Bali (desa), Sumatera Selatan (marga dusun), Aceh
(gampong); (c) masyarakat adat genealogis-territorial, yang
harus memenuhi kedua syarat di atas. Untuk menjadi anggota
masyarakat adat semacam ini seseorang harus seturunan
dengan orang-orang atau sebagian orang-orang dari anggota
persekutuan dan harus berdiam dalam wilayah persekutuan
tersebut. Contoh dari masyarakat adat ini adalah di Enggano,
Buru, Seram, Minangkabau (nagari), Batak (huta, kuria).
86
86 Soediman Kartohadiprodjo, 1977, Pengantar Tata Hukum Di
Indonesia I, Hukum Perdata, Penerbit Ghalia Indonesia dan
P.T. Pembangunan, Jakarta, hlm.169-171.