Page 84 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 84

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  65


                  (seketika).  Suatu perbuatan  nyata,  suatu perbuatan
                  simbolis  atau  suatu  pengucapan  sebagai  suatu
                  perbuatan hukum  telah  selesai  seketika itu juga
                  dengan serentak bersamaan waktunya ketika berbuat
                  atau mengucapkan yang diharuskan oleh adat.


                  Realitas  sosial-budaya  yang ada di  Indonesia
              menunjukkan bahwa keberadaan entitas masyarakat adat
              ternyata cukup beragam, serta memperlihatkan dinamika

              perkembangan yang bervariasi. Secara garis besar, entitas
              masyarakat adat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
              4 (empat) tipologi: Pertama, adalah kelompok masyarakat
              lokal yang masih kukuh berpegang pada prinsip “pertapa
              bumi”  dengan  sama  sekali  tidak  mengubah cara  hidup
              seperti  adat bertani, berpakaian,  pola konsumsi,  dan
              lain-lainnya.  Bahkan  mereka  tetap eksis dengan  tidak

              berhubungan  dengan  pihak luar,  dan mereka memilih
              menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungannya
              dengan kearifan  tradisonal mereka. Entitas kelompok
              pertama  ini, bisa dijumpai seperti komunitas To  Kajang
              (Kajang Dalam) di Bulukumba, dan Kanekes di Banten.
                                                                92
                  Kedua, adalah kelompok masyarakat lokal yang masih
              ketat dalam memelihara dan menerapkan adat istiadat, tapi





              92  Azmi  Siradjudin AR,  Pengakuan  Masyarakat  Adat  Dalam
                  Instrumen Hukum Nasional dalam  http://www.ymp.or.id/
                  content/view/107/35/,  diunduh  pada  tgl.6  Juli  2009  jam
                  13.47.
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89