Page 103 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 103
ada dulu, tetapi karena sebab-sebab tidak terkontrolnya aparat
desa oleh kebijakan tentang tanah pengangonan ini, sejak
tahun 70-an hingga 1990-an, tanah ini dijual oleh aparat desa
pada masyarakat pendatang dari luar desa yang menempati
lahan-lahan pengangonan ini. Ketika kami cek di desa tetangga
Sindangasih, yaitu desa Neglasari kecamatan Pancatengah,
lahan kas desa semacam itu disewakan pada masyarakat yang
tidak mamiliki lahan garapan sama sekali dengan harga
Rp.100/bata/tahun, sebuah harga yang relatif sangat murah
untuk ukuran kualitas lahan yang tidak berbeda dengan lahan
pada umumnya di kawasan Gunung Tonjong. Sehingga lahan
tersebut seluruhnya telah habis tersewa oleh masyarakat.
Dulu desa Sindangasih juga memiliki lahan pangangonan
semacam itu, yang selanjutnya juga menjadi lahan kas desa
dan kemudian disewakan. Sama seperti yang terjadi di desa
Neglasari. Akan tetapi telah terjadi proses pengalihan kepemilikan
di masa jabatan pemerintah desa 5 atau 6 periode sebelum
sekarang, dimana karena pengelolaan yang tidak jelas dan
tidak transparan mengakibatkan lahan kas desa tersebut saat
ini telah menjadi lahan milik beberapa orang warga yang pada
awalnya status mereka atas lahan tersebut adalah sebatas
penyewa. Sehingga saat ini desa Sindang Asih sama sekali
tidak memiliki tanah kas desa lagi. Sayangnya para pengurus
OTL Kajarkajar tidak mampu menjelaskan secara lebih ter-
perinci tentang proses beralihnya penguasaan lahan tersebut,
dan mereka juga merasa sangat menyayangkan fenomena
lahan kas desa. Menurut mereka, jika lahan tersebut masih
ada bisa dipastikan akan sangat membantu pemerintah desa
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagai-
mana di desa Neglasari yang sampai saat ini masyarakatnya
masih merasakan hasil dari tanah kas desanya, sementara itu
ketika kami cek ke Pemerintah desa, seakan-akan ini adalah
hal yang tidak boleh diungkap lagi karena berkaitan dengan
situasi politik desa dan dapat menjadi isu yang sensitif.
89