Page 107 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 107
kawasan hutan, yang akibat langsungnya harus ditanggung
oleh masyarakat sekitarnya dalam kondisi produktifitas
perekonomian yang terus menurun. Apalagi jika upaya
Penanaman Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) pada
prakteknya juga hanya menguntungkan pihak Perhutani saja,
sehingga program kerjasama yang diharapkan berkelanjutan
tersebut akhirnya hanya menjadi program yang akan memper-
cepat proses pemiskinan tersebut.
Dalam bentuk pengelolaan di lahan Pangangonan ,
15
kasus di desa Sindangasih sangatlah cukup untuk dijadikan
sebagai pelajaran, dimana lahan kas desa yang semula disewa-
kan pada masyarakat selanjutnya dengan berjalannya waktu
dan bergantinya struktur pemerintah desa, maka saat ini lahan
tersebut tidak ada lagi, karena telah menjadi lahan milik
individu. Dalam kasus ini bisa disimpulkan bahwa betapa
kelembagaan pemerintah desa sangat berpengaruh dalam
produktifitas petani di kampung. Berbeda dengan desa te-
16
tangganya, Neglasari , persoalan pengaturan dan pengelolaan
dapat dilihat pada cara-cara yang ditetapkan oleh perangkat
desa Neglasari dalam mengalokasikan lahan tersebut untuk
disewakan pada petani yang tak berlahan dengan harga yang
relatif sangat murah . Sehingga keberadaan lahan yang
17
secara formal menjadi hak desa tersebut akhirnya menjadi
sesuatu yang dirasa sangat menguntungkan bagi masyarakat,
khususnya yang menjadi penyewanya. Hal itu juga selanjut-
15 Lahan yang awalnya ditujukan sebagai padang gembala bagi ternak-
ternak masyarakat dan boleh diakses oleh umum, tetapi pada perjalanan-
nya fungsi ini berubah menjadi tanah “kas desa” seperti yang ada di
Pedesaan di Jawa.
16 Desa Neglasari tidak dijadikan lokasi pengambilan data yang masif
karena dari awal lokasi penelitian di tujukan untuk menganalisis penge-
lolaaan-penguasaan-dan produksi pada masyarakat pertanian di Desa
Sindangasih.
17 Untuk 1 Bata (14m x 1m) harga sewa pertahun Rp.100.-.
93