Page 106 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 106

Model – 1
                                    Model – 2
                                               Model – 3
                                                           Model – 4
            Status Lahan   (HPT Perhutani   (Lahan Reclaim)   (Lahan Milik)   (Lahan Pangangonan)
                           )
                       -  Hutan   Garapan dan   Sawah, ladang
            Karakteristik    monokultur   bunpok : kebun   dan kebun   Kebun campur
                       -  PHBM    campur      campur
                                                       Pemerintah Desa
                       BKPH
            Pengelola   Cikatomas   Anggota OTL   Pribadi   (Disewakan ke
                                                        masyarakat)
                                 Padi, singkong,
                       -  Mahoni &   jagung, pisang,
                        alkasia   kopi, kapulaga,   Padi, jagung,
                       -  Albasia,   cabe, kacang      Singkong, pisang,
            Komoditi    singkong,   tanah, kelapa,   kelapa, cabe,   kelapa, albasia
                        pisang dan   albasia, mangga,   albasia
                        jagung    manggis, pete,
                                  jengkol,
            Kelembagaan   LMDH   OTL             -           -
                                 ‐ Konservasi lahan
                                  garapan    Pengolahan
            Teknologi   Sistem tebang   ‐ Rekayasa   hasil kelapa   -
             produksi   habis     pendayagunaan   untuk gula
                                  lahan curam   merah
                                  berbatu
                     Tabel 21. Perbandingan Model Tata Produksi
           Penutup: Analisa Model
                Dari tabel-tabel di atas, dapat dilihat sistem dari model-
           model yang mewakili pola pemanfaatan sumberdaya hutan
           oleh masyarakat jauh lebih baik dan mampu menjamin
           keberlanjutan proses pembangunan dan pemberdayaan secara
           lebih adil dan merata. Praktek pengelolaan sumberdaya hutan
           secara ekstraktif oleh Perhutani secara langsung telah menye-
           babkan menurunnya kualitas fungsi ekologis di kawasan hutan
           produksi dan sekitarnya. Semakin berkurangnya kandungan
           air dalam tanah karena penebangan massal yang dilakukan
           juga berpengaruh pada menurunnya produktifitas hasil per-
           tanian masyarakat yang menggantungkan daerah tangkapan
           airnya dari lokasi tutupan yang ada di kawasan hutan. Dengan
           begitu proses deagrarianisasi yang mengakibatkan munculnya
           kantong kemiskinan di sekitar hutan disebabkan oleh
           terjadinya enclosure Perhutani yang melakukan pengelolaan
           sehingga mengakibatkan rusaknya sistem ekologis daerah

                                                                  92
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111