Page 111 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 111

98    Prof. Dr. Maria SW Sumardjono., S.H., MCL., MPA


                “nominee”, baik terhadap pejabat yang memfasilitasi
                maupun  para  pihak.  Dalam  Lampiran  Permen
                dicantumkan tentang harga minimal rumah tinggal
                maupun  sarusun  yang  dapat  dimiliki  oleh  WNA
                masing-masing untuk 11 (sebelas) provinsi dan harga
                yang seragam untuk provinsi-provinsi lain di luar 11
                (sebelas) provinsi yang diatur secara khusus.

                Tampaknya Permen ATR/Ka BPN No. 13 Tahun 2016
                belum memenuhi harapan masuknya investasi asing
                melalui pembelian properti di Indonesia. Para pelaku
                pembangunan  rusun  tetap  enggan  mengajukan
                permohonan  HP  atau  mengubah  status  tanah-
                bersama dari HGB menjadi HP sebagaimana diatur
                dalam  PP  No.  103  Tahun  2015.  Karena  keberadaan
                Permen  ATR/Ka  BPN  No.13  Tahun  2016  tidak
                memberikan  solusi,  maka  diterbitkanlah  Permen
                ATR/Ka BPN No. 29 Tahun 2016 sebagai pengganti
                Permen/K BPN No. 13 Tahun 2016 untuk memberikan
                jalan  keluar  bagi  para  pelaku  pembangunan.
                Bagaimana  cara  memberikan  kemudahan  itu  dan
                bagaimana implikasi hukumnya?

                Ada beberapa catatan tentang Permen No. 29 Tahun
                2016. Pertama terkait dengan definisi “tanah-bersama”
                dalam Pasal 1 angka 7 yang berbunyi sebagai berikut :
                “Tanah Bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah
                sewa  untuk  bangunan  yang  digunakan  atas  dasar
                hak  bersama  secara  tidak  terpisah  yang  di  atasnya
                berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam
                persyaratan izin mendirikan bangunan”. Definisi ini
                mengambil  definisi  yang  tercantum  dalam  Pasal  1
                angka 4 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
                (UURS). Pengaturan tanah sewa untuk bangunan itu
                secara  yuridis  problematik  karena  tidak  diberikan
                interpretasi  otentiknya  dalam  UURS,  tetapi  secara
                implisit hal ini didapati pada Pasal 18 sampai dengan
                Pasal 22 UURS. Istilah “tanah sewa untuk bangunan”
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116