Page 108 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 108

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  95


                  Upaya   untuk   memenuhi     kebutuhan   tersedianya
              pengaturan yang akan membuka peluang investasi orang asing
              atas properti wajib diimbangi dengan menjalankan komitmen
              pembangunan rumah bagi rakyat agar keadilan dan akses atas
              rumah bagi setiap orang dapat diwujudkan.


                                     CATATAN:

                  Pada  tanggal  21  Desember  2015  terbit  Peraturan
                  Pemerintah  No.103  Tahun  2015  tentang  Pemilikan
                  Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing
                  yang berkedudukan di Indonesia. PP ini terbit antara
                  lain karena didorong untuk memberikan kesempatan
                  yang lebih luas kepada WNA untuk memiliki rumah
                  tempat tinggal atau hunian di Indonesia. PP No. 41
                  Tahun 1996 yang menjadi landasan hukum pemilikan
                  rumah  tempat  tinggal  atau  hunian  bagi  WNA
                  dipandang kurang memberikan kepastian hukum.

                  Perhatian  utama  para  pengembang  perumahan
                  (developer)  adalah  pada  jangka  waktu  dan  jenis
                  hak atas tanah yang dapat dipunyai oleh WNA.  Di
                  samping itu, pada umumnya pengembang keberatan
                  untuk  memohon  tanah  yang  berstatus  Hak  Pakai
                  (HP)  karena: (1)  jangka  waktunya  lebih  singkat
                  dibandingkan dengan HGB; (2) kurang diminati oleh
                  pihak perbankan sebagai agunan (bankability)); dan
                  (3)  rumah  susun (rusun) yang ada  pada  umumnya
                  dibangun di atas tanah-bersama yang berstatus HGB.
                  Jika status tanah-bersama itu HGB, maka WNA tidak
                  dapat memiliki satuan rumah susun (sarusun) yang
                  disebut  sebagai  Hak  Milik  Satuan  Rumah  Susun
                  (HMSRS).  Ada  keengganan  pengembang/pelaku
                  pembangunan untuk merubah status tanah-bersama
                  HGB menjadi HP karena khawatir jika pemilik HMRS
                  dan  calon  pembeli  HMRS  yang  WNI  berkeberatan
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113