Page 106 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 106

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  93


              cepat properti  dialihkan,  semakin  tinggi persentase  Pajak
              Penghasilan yang dikenakan.
                  Perlu dipikirkan juga tentang  kemungkinan penyewaan
              properti oleh pemilik. Jika hal ini dimungkinkan, seyogianya
              dilakukan melalui perusahaan Indonesia dan sesuai dengan
              ketentuan peraturan perundang-undangan. Seperti pewarisan
              dan hibah,  sewa menyewa juga  dikenakan  pajak.  Apakah

              properti orang asing dapat dijadikan jaminan hutang dengan
              dibebani hak tanggungan? Jika hal ini akan diatur, pengalaman
              Singapura dan Malaysia dapat dijadikan rujukan. Bagaimana
              jika terjadi pelanggaran ketentuan tentang persyaratan bagi
              orang  asing untuk  memiliki  properti?  Pelanggaran  yang
              terjadi berakibat terhadap hapusnya HP sebelum berakhirnya
              jangka waktu HP dengan segala konsekuensinya. Hal ini perlu

              diatur secara tegas.
                  Aspek pengawasan belum diatur dalam PP No. 41 Tahun
              1996. Sampai dengan saat ini masih berlangsung pelanggaran
              terhadap persyaratan bahwa orang asing hanya dapat memiliki
              properti di atas tanah HP. Pelanggaran ini dilakukan melalui
              berbagai tindakan yang sejatinya merupakan penyelundupan

              hukum melalui konstruksi hukum  perjanjian  nominee atau
              perjanjian  pinjam  nama  WNI.  Peraturan  yang akan datang
              harus menegaskan kembali amanat Pasal 26 ayat (2) UUPA
              yang menyebutkan bahwa perjanjian semacam itu adalah batal
              demi  hukum  dengan  segala  akibat hukumnya. Seharusnya
              dipahami  bahwa perjanjian  nominee itu melanggar  syarat
              obyektif suatu perjanjian karena melanggar Pasal 9, Pasal 21,

              dan Pasal  26 ayat  (2)  UUPA. Terhadap  pejabat  umum yang
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111