Page 202 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2020
P. 202

Hari ini, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ( KSPSI) Andi Gani
               Nena Wea meminta Presiden agar membuat aturan terkait asuransi pesangon untuk
               melindungi hak-hak para buruh. Hal ini disampaikannya mengingat banyaknya
               gelombang PHK di masa  pandemi corona  saat ini.


               Andi pun meminta agar para buruh baik yang mengalami PHK maupun yang masih
               bekerja tetap bisa mendapatkan hak-haknya sebagai pekerja.


               "Tadi kami sampaikan kepada Presiden untuk pemerintah membuat aturan asuransi
               pesangon. Jadi pengusaha juga mempunyai cadangan asuransi pesangon, kalau
               terjadi PHK, hak-hak buruh langsung dibayar dengan asuransi pesangon," jelas Andi
               usai bertemu Jokowi, Rabu (22/4).

               Menurut Andi, Presiden pun menanggapi baik permintaan konfederensi buruh
               tersebut terkait usulan aturan asuransi pesangon untuk para pekerja. Andi
               menyebut, aturan mengenai asuransi pesangon ini diperlukan sehingga hak-hak
               para pekerja dapat terlindungi jika perusahaan tutup.

               "Presiden menyimak dengan sangat baik tadi permintaan 3 konfederasi buruh
               terbesar, harus ada aturan pemerintah soal asuransi pesangon untuk para pekerja
               Indonesia. Supaya tidak ada lagi perusahaan tutup dan yang jadi korban adalah
               karyawannya," ujarnya.

               Andi mengatakan, konfederasi buruh meminta Presiden agar mengambil langkah
               strategis terkait banyaknya PHK yang terjadi saat ini. Selain itu, ia juga menyoroti
               banyaknya perusahaan yang tak membayarkan THR kepada para pegawainya.


               "Kami minta kepada Presiden untuk segera mengambil langkah-langkah strategis
               mengenai bagaimana menghadapi gelombang PHK," kata Andi.

               Ia menyebut, data pekerja yang telah mengalami PHK mencapai lebih dari 600 ribu
               orang. Sedangkan sebanyak 1,8 juta pekerja lainnya tercatat dirumahkan. Data ini,
               kata dia, berbeda jauh dari data yang dimiliki oleh pemerintah.


               "Data kami sudah ter-PHK langsung itu ratusan ribu, mencapai 600 ribu lebih. Yang
               dirumahkan mencapai 1,8 juta orang," ujar dia.

               Untuk menahan laju PHK pemerintah memutuskan memperluas sektor usaha yang
               mendapat insentif perpajakan. Kebijakan ini dilakukan untuk membantu dunia usaha
               agar bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.


               Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan akan merevisi PMK nomor 23 tahun
               2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah  Virus Corona
               yang di dalamnya mengatur sektor mana saja yang mendapat bantuan fiskal.

               "Dalam aturan tersebut baru ada 19 subsektor manufakur (yang mendapat insentif).
               Akan segera direvisi, kita harap segera selesai pekan ini dari proses harmonisasi dan






                                                      Page 201 of 273.
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207