Page 357 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 357

DEWAN PENGUPAHAN NASIONAL TOLAK KEPGUB ANIES SOAL UMP DKI 2022 NAIK
              5,5%
              DEWAN  Pengupahan  Nasional  (Dapenas)  menolak  revisi  UMP  DKI  2022  dari  0,85%  menjadi
              5,1%  yang  sudah  ditetapkan  berdasarkan  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  DKI  Jakarta  No.
              1517/2021 tentang UMP DKI 2022. SK ini diputuskan pada 16 Desember 2021 lalu.

              Sehingga  para  pelaku  usaha  akan  tetap  menerapkan  aturan  kenaikan  UMP  yang  ditetapkan
              sebelumnya sebesar 0,85% di tahun depan.

              Terjerat Kasus Illegal Access, Richard Lee Ditahan di Polda Metro Jaya "Kami sebagai pelaku
              pengusaha akan patuh dan taat atas peraturan yang ada dan perlu kami sampaikan sekali lagi
              Pengusaha akan Jalankan Peraturan atau Putusan Gubernur DKI Jakarta yang di tetapkan pada
              tanggal 21 November 2021," kata Wakil Ketua Dapenas, Adi Mahfudz dalam keterangannya,
              Selasa (28/12).

              Lebih  lanjut  dijelaskan,  kenaikan  upah  DKI  Jakarta  sebesar  5,1%  menjadi  Rp4.641.854
              disebutnya bukan keputusan Pemerintah DKI Jakarta. Melainkan merupakan keputusan Anies
              Baswedan. Pasalnya, menurutnya yang di tetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta adalah UMP (Upah
              Minimum  Propinsi)  berdasarkan  aturan  yang  ada  PP  36  tahun  2021  tentang  Pengupahan
              "Gubernur wajib Menetapkan Upah Minumum Propinsi". Sementara itu, UMP ditetapkan paling
              lambat tanggal 21 November dengan besaran Rp.4.453.935.

              "Pak Anies Baswedan sudah menetapkan UMP lagi jilid ke 2, ini jelas tidak baik untuk memberikan
              ketaatan kepada masyarakat terhadap Kepatuhan dan Kepastian Hukum di Indonesia," jelasnya.

              Adapun UMP adalah upah minimum yang berlaku hanya untuk masa kerja 0 sampai 12 bulan
              kerja yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Gubernur yang menetapkan serentak
              tanggal 21 November 2021.

              "Tanggal 21 November adalah Upah atau UMP yang SAH, kalau tanggal selain dari tanggal yang
              sudah ditentukan ya berarti tidak sah," pungkasnya.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan SK Nomor 1517/2021 tentang
              Upah Minimum Provinsi atau UMP DKI Jakarta 2022 yang diputuskan pada 16 Desember 2021.
              SK tersebut diserahkan kepada Komisi B DPRD DKI hari ini, Senin (27/12).

              Dalam SK tersebut, Anies Baswedan menetapkan UMP DKI Jakarta 2022 senilai Rp4.641.854 per
              bulan yang terhitung sejak 1 Januari 2022. Pada putusan kedua disebutkan UMP DKI tersebut
              berlaku bagi buruh dengan masa kerja kurang dari 1 tahun.

              Sedangkan  dalam  putusan  ketiga  disebutkan  pengusaha  wajib  menyusun  dan  menerapkan
              struktur  serta  skala  upah  dengan  memperhatikan  kemampuan  perusahaan.  Adapun  pada
              putusan keempat disebut pengusaha akan dikenakan sanksi juga membayar upah lebih rendah
              dari UMP yang ditetapkan.

              "Pengusaha dilarang membayar upah yang lebih rendah dari UMP. Pengusaha yang melanggar
              aturan ketentuan akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan," tulis
              SK tersebut.

              Dalam  keputusannya,  Kepgub  tersebut  mempertimbangkan  nilai  pertumbuhan  ekonomi  dan
              inflasi  nasional  agar  menjaga  daya  beli  masyarakat  atau  buruh.  "Sebagai  upaya  untuk
              pencapaian penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan," tulis SK
              tersebut. (OL-6)



                                                           356
   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362