Page 355 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 355

Andi Yansyah pun menjelaskan dasar hukum yang dipakai Anies, untuk merevisi kenaikan UMP.

              Yaitu Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan DKI Jakarta sebagai Ibu
              Kota Republik Indonesia; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
              yang telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Cipta Kerja; dan Undang-
              Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang telah diubah dengan
              Undang-Undang Cipta Kerja.

              Pemprov DKI sendiri mengakui jika keputusan yang diambil tidak berdasarkan PP No 36 Tahun
              2021.  Padahal  PP  tersebut  digunakan  oleh  pemerintah  pusat  dan  pemda  lainnya,  dalam
              menentukan UMP.

              "Jadi ini semua untuk memberi rasa keadilan. Memang ini (revisi kenaikan UMP) belum sesuai
              dengan PP 36," ucap Riza, Selasa (21/12/2021) lalu.

              Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani  menyebut  Gubernur  DKI
              Jakarta Anies Baswedan melanggar aturan. Pasalnya, Anies merevisi kenaikan UMP Jakarta yang
              sebesar 0,85 persen menjadi 5,1 persen.

              Padahal,  tanggal  21  November  2021  Surat  Keputusan  (Gubernur)  terkait  kenaikan  UMP  DKI
              Jakarta  sebesar  0,89  persen  sudah  diterbitkan.  Ditambah  lagi,  PP  No  36  Tahun  2021  yang
              digunakan sebagai dasar penghitungan UMP, tidak mengenal perubahan.

              "PP No 36 Tahun 2021 itu tidak mengenal perubahan. Kalau sudah diputuskan ya jalan," tutur
              Hariyadi dalam konferensi pers virtual, Senin (20/12/2021).

              "Ini strong message ya dari kita. Bahwa pemerintah DKI jakarta melanggar aturan. Kalau ada
              pelanggaran itu nanti akan jadi catatan, apalagi kalau mau nyapres," ujarnya.

              Hariyadi  pun  meminta  seluruh  perusahaan  di  Jakarta  untuk  tidak  menerapkan  upah  baru
              tersebut. Karena Apindo dan Kadin Jakarta akan menggugat keputusan itu ke Pengadilan Tata
              Usaha Negara.

              Namun,  dalam  Keputusan  Gubernurnya,  Anies  mengancam  akan  memberikan  sanksi  kepada
              perusahaan yang tidak menaikkan UMP 5,1 persen atau membayar upah lebih rendah dari UMP.
              Andri Yansyah mengatakan penerapan ancaman sanksi tersebut akan dikoordinasikan dengan
              pemerintah pusat.

              "Kami  akan  melakukan  komunikasi  kepada  Kemenaker  juga  kepada  Kemendagri  (terkait
              penerapan sanksi)," ujar Andri.

              Selain  berkoordinasi  dengan  pemerintah  pusat, Pemprov  DKI  juga  berencana  membicarakan
              penerapan  aturan  tersebut  dengan  para  pengusaha.  Tujuannya  agar  ke  depan  tidak  ada
              pengusaha yang mendapat sanksi karena tidak menerapkan kenaikan UMP 5,1 persen.

















                                                           354
   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360