Page 212 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 212

CIPTA KERJA BISA JADI ISU KAMPANYE

              Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang menimbulkan
              gelombang unjuk rasa di berbagai daerah diperkirakan akan menjadi salah satu isu yang diangkat
              oleh tim kampanye pasangan calon peserta Pilkada 2020 dalam menarik pemilih.

              Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kumia Syah Putra menilai, isu terkait
              UU Cipta Kerja bisa menjadi materi kampanye karena turut menentukan nasib banyak orang.
              Meski begitu, menurut dia, isu tersebut tidak akan terlalu berpengaruh dalam menarik pemilih.

              "Bagi partai politik, tentu ini menjadi materi kampanye, tetapi tidak akan banyak berpengaruh,
              terutama di wilayah yang tidak miliki loyalitas partai politik," kata Dedi, saat dihubungi, Selasa
              (6/10/2020).

              Dia menjelaskan, unjuk rasa para buruh di tingkat nasional terjadi lantaran komunikasi politik
              antara DPR dan pemerintah dengan masyarakat selama ini tidak terbangun dengan baik. Apabila
              komunikasi berjalan dengan semestinya, kata dia, maka tidak akan ada protes dari publik.

              "Persoalan  mendasar  karena  DPR  dan  pemerintah  gagal  melaksanakan  komunikasi  publik,
              sehingga aktivitas mereka seringkali tergambar sebagai aktivitas sepihak. Padahal, pemerintah
              dan DPR seharusnya bekerja berdasarkan orientasi publik," katanya.

              Menurut Dedi, hal itu pun berlaku dalam pembahasan RUU Cipta Kerja hingga akhirnya disahkan
              menjadi undang-undang oleh DPR Bahkan, mosi tidak percaya kepada DPR dan pemerintah pun
              digaungkan oleh beberapa elemen masyarakat.

              "DPR  terkesan  bekerja  tanpa  memikirkan  apa  yang  baik  bagi  publik,  tetapi  hanya  baik  bagi
              korporasi. Itulah sebabnya mosi tdk percaya itu mengemuka," katanya.

              Isu mengenai UU Cipta Kerja, terang dia, akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan pilkada,
              meski  tidak  akan  signifikan.  Pasalnya,  isu  tersebut  hanya  menarik  bagi  kalangan  tertentu,
              sementara banyak daerah yang menggelar pilkada memiliki pemilih tradisional.

              "Isu  Cipta  Kerja  sulit  menyasar  pemilih  di  wilayah  tradisional,  karena  ada  anggapan  tidak
              berdampak secara langsung. Hanya kelompok pemilih rasional yang punya ketertarikan mengkaji
              sekaligus menolak," katanya.

              Meski begitu, menurut Dedi, jika gelombang unjuk rasa kalangan buruh terus berlangsung maka
              masyarakat luas pun bakal mengikuti isu tersebut.

              Dengan demikian, kata Dedi, bukan tidak mungkin pilihan masyarakat ikut terpengaruh oleh
              sikap pasangan calon terkait isu tersebut.(Hendro Husodo)***






















                                                           211
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217