Page 223 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 223

perizinan sektor pendidikan dilakukan melalui perizinan berusaha tetap ada dan menimbulkan
              keberatan di kalangan pegiat pendidikan. Wakil Ketua DPR RI Azis Syam-suddin menyatakan,
              DPR tak mempersoalkan jika ada pihak vang ingin melakukan uji materi



              Ringkasan

              Gelombang  penolakan  terhadap  Undang-Undang  Cipta  Kerja  (UU  Ciptaker)  teijadi  selepas
              disahkan oleh DPR pada Selasa (6/10). Sejumlah pihak menyarankan keberatan terhadap pasal-
              pasal dalam regulasi sapu jagat tersebut disalurkan secara konstitusional melalui uji materi ke
              Mahkamah  Konstitusi  (MK).  'Tidak  harus  beramai-ramai.  Karena,  kita  masih  dalam  suasana
              pandemi," kata Ketua PW Muhammadiyah Sumatra Barat Shofwan Karim kepada Republikci,
              Selasa  (6/10).  Menurut  dia,  situasi  pandemi  Covid-19  yang  belum  berakhir  akan  berbahaya
              kepada para peserta unjuk rasa.



              UTAMAKAN JALUR KONSTITUSI

              JAKARTA --- Gelombang penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) teijadi
              selepas disahkan oleh DPR pada Selasa (6/io). Sejumlah pihak menyarankan keberatan terhadap
              pasal-pasal dalam regulasi sapu jagat tersebut disalurkan secara konstitusional melalui uji materi
              ke Mahkamah Konstitusi (MK).
              'Tidak  harus  beramai-ramai.  Karena,  kita  masih  dalam  suasana  pandemi,"  kata  Ketua  PW
              Muhammadiyah Sumatra Barat Shofwan Karim kepada Republikci, Selasa (6/io). Menurut dia,
              situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir akan berbahaya kepada para peserta unjuk rasa.

              Ia mencontohkan, pihak PP Muhammadiyah sudah menemui anggota DPR untuk menyampaikan
              keberatan atas regulasi tersebut. Selain itu, ia juga mendukung rencana dari sejumlah ormas
              dan individu untuk mengajukan judicial review alias uji materi ke M K. Rencana menggugat ke
              MK ini, menurut dia, juga lebih baik karena tidak harus mengumpulkan orang banyak.

              Pusat  Studi  Hukum  Konstitusi  Fakultas  Hukum  Universitas  Islam  Indonesia  (UII)  menilai,
              kekecewaan  terhadap  pengasahan  RUU  Ciptaker  lebih  pada  proses  legislasi  di  Indonesia,
              terutama karena sejak awal masyarakat terkesan tak diajak berpartisipasi.

              "Secara konstitusional menjegal RUU Omnibus Law Cipta Kerja dapat dilakukan melalui uji formal
              dan  uji  materiel  ke  Mahkamah  Konstitusi,  atau  mendesak  presiden  mengeluarkan  perppu
              membatalkan  berlakunya  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja,"  kata  Direktur  Pusat  Studi  Hukum
              Konstitusi UII, Allan F Gani Wardhana.

              Sejumlah pihak sejauh ini memang telah merencanakan uji materi ke MK terkait UU Ciptaker.
              Dari  kalangan  pekerja,  KonfederasiSerikat  Pekerja  Badan  Usaha  Milik  Negara  (KSP  BUMN)
              menyatakan,  akan  mengambil  langkah  tersebut.  Demikian  juga,  dengan  Konfederasi  Serikat
              Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI).

              Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban mengatakan, pekerja bakal menggugat sejumlah pasal yang
              dinilai tak mengakomodasi tuntutan mereka. Selain itu, proses pembahasan yang dinilai tertutup
              juga bakal digugat.

              Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) juga menyatakan bakal melayangkan gugatan. Sekretaris
              Jenderal KPA Dewi Kartika mengatakan, mereka akan menggugat pasal-pasal pertanahan dalam
              regulasi tersebut vang dinilai bertentangan dengan

              UUD 1945.
                                                           222
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228