Page 239 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 239
Dengan UU Cipta Kerja,Firman meyakini akan lebih banyak investasi bersifat padat karya yang
menyerap banyak tenaga kerja. "Pada prinsipnya ini kan yang dicari win-win solution, ingin
memberikan kesempatan yang seluasnya kepada seluruh masyarakat Indonesia," imbuh Firman.
Terkait serikat buruh yang hendak melakukan mogok kerja dan berdemo menolak pengesahan
UU Cipta Kerja, dia mengimbau para buruh tetap memperhatikan protokol kesehatan. Jangan
sampai mereka menjadi kluster baru penyebaran pandemi Covid-19. "Kita berharap saling
mengikuti ketentuan yang berlaku di UU terkait dengan mogok kerja. Perusahaan punya hak dan
kewajiban, buruh punya hak dan kewajiban," ucap Firman lagi.
Selanjutnya, dia juga meminta para buruh berkomunikasi dengan manajemen di perusahaan
masing-masing. Dia berharap semua manajemen perusahaan bisa mengedukasi buruh mereka
sehingga para buruh memahami kondisi bisnis saat ini.
Modal Pemulihan Ekonomi
Sedangkan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, pengesahan UU Cipta Kerja
akan menyederhanakan regulasi yang selama ini tumpang tindih, sehingga mendorong investasi
dan menciptakan lapangan perkaja.
Dia menegaskan, pembahasan RUU Cipta Kerja bersama DPR dilakukan secara terbuka dan
transparan dengan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan media sosial. Setelah
UU disahkan, tugas pemerintah adalah menyelesaikan seluruh peraturan turunan, agar UU dapat
segera diimplementasikan.
Senada, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan
Kacaribu mengatakan, UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu modal pemulihan ekonomi pada
2021. Sebab, penciptaan lapanga kerja akan meningkatkan investasi, ekspor, dan konsumsi. UU
Cipta Kerja merupakan simplifikasi dari upaya memulai investasi di Indonesia, baik bagi
pengusaha lokal maupun asing. Simplifikasi ini akan meningkatkan peringkat kemudahan
berusaha (Ease of Doing Busi-ess/EoDB) Indonesia yang saat ini masih berada di posisi 73.
"Keluhan dari industri dan pengusaha adalah dalam konteks starting business. Salah satu faktor
yang paling besar adalah karut-marut dari perizinan," ujar Febrio. (leo/try/hg)
238