Page 57 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 57

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, meminta kepada sejumlah elemen serikat
              buruh  untuk  membatalkan  aksi  Mogok  Nasional  Oktober  2020.  Gerakan  tersebut  merupakan
              respon buruh yang menolak disahkannya RUU Omnibus Law Cipta Kerja UU Cipta Kerja oleh DPR
              pada Senin (7/10/2020) lalu. Menurut Ida, mogok nasional rawan jadi penyebaran virus corona.



              KATA MENAKER SOAL MOGOK NASIONAL: TIDAK RELEVAN, LUPAKAN RENCANA
              ITU!

              JAKARTA,  -  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah,  meminta  kepada  sejumlah
              elemen serikat buruh untuk membatalkan aksi Mogok Nasional Oktober 2020. Gerakan tersebut
              merupakan respon buruh yang menolak disahkannya RUU Omnibus Law Cipta Kerja UU Cipta
              Kerja  oleh  DPR  pada  Senin  (7/10/2020)  lalu.  Menurut  Ida,  mogok  nasional  rawan  jadi
              penyebaran virus corona.

              "Terkait  rencana  teman-teman  (buruh)  yang  akan  melakukan  mogok  nasional,  saya  minta
              dipikirkan lagi dengan tenang karena situasi yang jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan
              dan untuk berkumpul, menjaga jarak karena pandemi Covid-19 masih tinggi dan belum ada
              vaksinnya sampai sekarang," kata Ida dalam keterangannya, Rabu (7/10/2020).

              Ia mengklaim, pihaknya selalu membuka diri untuk berdialog dengan serikat buruh yang masih
              menolak pasal-pasal di UU Cipta Kerja. Kata dia, dialog lebih diutamakan ketimbang aksi turun
              ke jalan.

              "Banyak aspirasi teman-teman yang kita sudah akomodir seperti PKWT, outsourcing, syarat PHK.
              Semua masih tetap mengacu pada UU lama UU Nomor 13 Tahun 2003. Soal upah juga masih
              kita akomodir dengan adanya upah minimum kabupaten kota," ucap Ida.

              Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan, aksi mogok nasional sangat berisiko
              jadi klaster baru penyebaran pandemi dan justru bisa membahayakan keluarga peserta aksi.

              "Karena sudah diakomodir, menurut saya jadi tidak relevan. Lupakan rencana itu, saya ajak kita
              tidak mengambil risiko yang bisa membahayakan kita semua. Istri, suami, dan anak-anak juga
              harus tetap dijaga agar sehat," tegas Ida.

              Ia menuturkan, proses pembuatan draf RUU Cipta Kerja hingga disahkan menjadi UU Cipta Kerja
              sudah melalui proses yang panjang. Kemnaker membuka diri bagi serikat buruh yang datang
              untuk berdialog langsung.

              "Saya ahak duduk bareng dengan semangat melindungi bagi yang sudah bekerja dan memberi
              pekerjaan bagi yang masih menganggur. Saya tunggu kehadiran di meja dialog," ucap Ida.

              "Kita  bisa  menemukan  jalan  tengah  yang  menenangkan  kita  semua.  Kita  semua  berupaya
              menyalakan lilin, bukan kegelapan," tambah dia.

              Sebelumnya,  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  menegaskan
              kendati omnibus law UU Cipta Kerja telah disahkan, sebanyak 32 konfederasi serikat buruh tetap
              melanjutkan aksi Mogok Kerja Nasional yang berlangsung dari 6 hingga 8 Oktober 2020.
              Dalam  aksi  mogok  kerja  nasional  itu,  menurut  Said  Iqbal,  buruh  akan  tetap  menyuarakan
              penolakan omnibus law UU Cipta Kerja.

              Adapun yang dikritik dari omnibus law yaitu tetap ada UMK tanpa syarat dan UMSK jangan hilang,
              nilai pesangon tidak berkurang, tidak boleh ada PKWT atau karyawan kontrak seumur hidup.
                                                           56
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62