Page 39 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 39

Ringkasan

              Selama lima tahun terakhir, Indonesia selalu berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi di angka
              5  persen.  Namun,  hal  itu  belum  cukup  untuk  menjamin  serapan  kerja  guna  menekan
              pengangguran yang berjumlah 7,05 juta orang.

              Stagnasi yang terjadi mengakibatkan adanya pengangguran karena pertumbuhan ekonomi 5
              persen  dianggap  belum  cukup  menyediakan  lapangan  kerja  bagi  tenaga  kerja  Indonesia.
              Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, di mana pertumbuhan ekonomi diperkirakan menurun
              dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.



              RUU CIPTA KERJA DORONG PERTUMBUHAN EKONOMI

              Jakarta: Selama lima tahun terakhir, Indonesia selalu berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi
              di angka 5 persen. Namun, hal itu belum cukup untuk menjamin serapan kerja guna menekan
              pengangguran yang berjumlah 7,05 juta orang.


              Stagnasi yang terjadi mengakibatkan adanya pengangguran karena pertumbuhan ekonomi 5
              persen  dianggap  belum  cukup  menyediakan  lapangan  kerja  bagi  tenaga  kerja  Indonesia.
              Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, di mana pertumbuhan ekonomi diperkirakan menurun
              dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

              Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan A. Djalil
              mengatakan bahwa pada era orde baru, ekonomi Indonesia pernah tumbuh hingga 8 persen.

              "Jika ekonomi kita dapat bertumbuh 6-8 persen maka mampu menyerap 7 juta tenaga kerja
              sehingga tenaga kerja kita tidak perlu bekerja keluar negeri, meninggalkan keluarga mereka,"
              kata Sofyan Djalil, Kamis (23/7/2020).

              Lebih  lanjut,  kemudahan  dalam  berinvestasi  juga  menjadi  sorotan  pemerintah.  Banyak
              pengusaha  muda  yang  kreatif  sulit  memulai  dan  mengembangkan  usaha  mereka  karena
              terbentur regulasi. Menurut Menteri ATR/Kepala BPN, regulasi di Indonesia sangat banyak yang
              akhirnya mempersulit para pengusaha kreatif.

              "Tidak hanya itu saja, lima tahun yang lalu banyak daerah di luar Pulau Jawa sering terkena
              mati listrik. Hal ini diakibatkan karena sulitnya pemerintah membangun pembangkit listrik, yang
              disebabkan oleh banyaknya perizinan," ujar Sofyan.

              Saat ini, terdapat 8.451 peraturan di tingkat pusat dan 15.965 peraturan daerah. Untuk itu
              pemerintah menggagas Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja atau RUU CK. RUU ini akan
              menyederhanakan 79 peraturan perundang-undangan serta kurang lebih 1.200 pasal melalui
              metode omnibus law.

              "Saya menyadari ada banyak pihak di masyarakat yang masih belum setuju dengan RUU ini,
              namun  kami  akan  terus  sosialisasikan  RUU  ini  sehingga  manfaat  yang  ada  di  dalamnya
              disampaikan," ujar Menteri ATR/Kepala BPN.
              Kepala  Biro  Hukum  Kementerian  ATR/BPN,  Yagus  Suyadi  dalam  kesempatan  yang  sama
              mengatakan  bahwa  omnibus  law  adalah  sebuah  metode  atau  teknik  yang  digunakan  untuk
              mengganti  dan/atau  mencabut  Undang-Undang,  atau  beberapa  ketentuan  dalam  Undang-
              Undang yang diatur ulang dalam satu Undang-Undang.






                                                           38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44