Page 245 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 245

Ringkasan

              Pemprov DKI Jakarta resmi menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022 menjadi 5,1%. Anak
              buah Anies menegaskan kebijakan ini tidak diambil secara sepihak.



              KEMNAKER-KEMENDAGRI MINTA UMP IKUTI PP 36, DKI KLAIM TAK BUAT
              PUTUSAN SEPIHAK

              Pemprov DKI Jakarta resmi menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022 menjadi 5,1%. Anak
              buah Anies menegaskan kebijakan ini tidak diambil secara sepihak.

              "Jadi  gini,  jawaban  surat  Pak  Gubernur  itu  mendapatkan  jawaban  dari  Menaker  tanggal  18
              Desember  2021  ya,  diperkuat  dengan  jawaban  dari  Mendagri  tanggal  21  Desember  2021.
              Jawabannya, terkait masalah mekanisme penetapan UMP 2022 agar mengacu pada PP 36," ujar
              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  Transmigrasi  dan  Energi  (Disnaker)  Provinsi  DKI  Jakarta,  Andri
              Yansyah di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (27/12/2021).

              Andri menegaskan kenaikan UMP DKI menjadi 5,1%, walau tidak mengacu pada PP 36/2021, itu
              tidak diputuskan secara sepihak. Andri mengatakan penetapan revisi tersebut melibatkan pihak-
              pihak terkait mulai dari serikat pekerja hingga para pengusaha.

              "Tidak ada sepihak. Penetapan ini didasarkan pembicaraan di dewan pengupahan yang dihadiri
              oleh  unsur  pemerintah,  serikat  dan  pengusaha,"  tuturnya.  Adapun  Andri  menjelaskan  revisi
              kenaikan UMP DKI menjadi 5,1% itu sudah diteken dan tertuang dalam Keputusan Gubernur
              (Kepgub)  DKI  Jakarta,  Anies  Baswedan.  Dia  membantah  Pemprov  DKI  membuat  keputusan
              secara sepihak.

              "Karena Pak Gubernur sesuai dengan ketentuan harus menetapkan, sepakat atau tidak sepakat,
              angka yang dirumuskan di dewan pengupahan yang dihadiri oleh unsur pemerintah, serikat, dan
              pengusaha. Pada saat pembahasan tidak ada kesepakatan bukan tahun ini saja, tahun-tahun
              lalu  juga  tidak  ada  kesepakatan,  apakah  2021  ada  kesepakatan?  Tidak,  tapi  kami  ikut
              membicarakan, makanya di sini dibilang 'wah sepihak', itu enggak," kata Andri.

              Andri  mengatakan  keputusan  revisi  tersebut  didasarkan  pada  proyeksi  dari  Bank  Indonesia,
              tanggapan  Bappenas  hingga  rilis  dari  Badan  Pusat  Statistik  (BPS).  Sehingga,  ditemukanlah
              angka-angka kumulatif revisi UMP 5,1% tersebut.
              "Pokoknya kami hanya menetapkan angka 5,1%, yaitu berdasarkan hal tersebut," ujarnya.

              Lebih lanjut, Andri menekankan kenaikan 5,1% tersebut merupakan keputusan final. Namun,
              Andri  mengatakan  pemerintah  tetap  akan  memberikan  ruang  terhadap  perusahaan  yang
              terdampak selama pandemi.

              "Tidak ada kemungkinan revisi lagi. Tapi kami memberikan ruang. Di SK tersebut ada ruang tuh,
              bagi pengusaha yang memang nggak tumbuh akan dibahas lagi di dewan pengupahan, akan
              menggunakan upah seperti apa," kata Andri.

              Diketahui,  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  telah  mengeluarkan  Keputusan  Gubernur
              (Kepgub)  Nomor  1517  Tahun  2021  tentang  UMP  Tahun  2022.  Kepgub  ini  diteken  Anies  16
              Desember  2021.  Dalam  Kepgub  tersebut  UMP  DKI  2022  resmi  menjadi Rp  4.641.854, yakni
              mengalami kenaikan 5,1 persen dari 0,8 persen.

              "Menetapkan Upah Minimum tahun 2022 di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebesar Rp
              4.641.854 per bulan," demikian isi Kepgub Anies.

                                                           244
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250