Page 88 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 88

Ringkasan

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat mempertanyakan formulasi penghitungan nilai
              upah minimum provinsi ( UMP ) ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
              Mahfud MD sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.



              DKI SEMPAT PERTANYAKAN UMP KE MAHFUD, KLAIM LIBATKAN PENGUSAHA

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat mempertanyakan formulasi penghitungan nilai
              upah minimum provinsi ( UMP ) ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
              Mahfud MD sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans)
              Andri Yansah dalam rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (27/12). Menurutnya,
              Anies menilai formulasi hitung-hitungan menggunakan PP tersebut tidak adil.

              Andri  mulanya  menjelaskan,  dari  hasil  hitung-hitungan  berdasarkan  formulasi  PP  36/2021
              ditemukan bahwa UMP 2022 hanya naik 0,85 persen.

              "Ini  terus  terang  saja  memang  menjadi  banyak  pertanyaan  juga,  kenapa  di  2021  yang
              diputuskan di 2020, tingkat pertumbuhan ekonomi yang sedang menantang kita kenaikan 3,3
              persen," ujar Andri.

              Sementara, tahun ini, yang disebut pertumbuhan ekonomi sudah membaik, kenaikan UMP malah
              hanya 0,85 persen. Menurut dia, hal ini justru menimbulkan pertanyaan.

              Kemudian,  pihak  Pemerintah  Provinsi  DKI  mengirimkan  surat  ke  Kementerian  Tenaga  Kerja
              untuk mempertanyakan hal tersebut. Pertanyaan serupa juga dilontarkan kepada Mahfud.

              Menurut Andri, saat itu Anies mempertanyakan hal tersebut, lantaran Mahfud memimpin rapat
              mengenai sosialisasi terkait masalah penetapan UMP.

              "Pak Gubernur mempertanyakan, 'Pak ini kalau seperti ini disamaratakan ini agak repot. Dalam
              arti kata, memang betul ada pandemi covid, banyak sektor yang terpengaruh, tapi faktanya ada
              sektor yang tumbuh,' berkaitan hal tersebut, Pak Gubernur melayangkan surat," ujarnya.

              "Kita  juga  melakukan  komunikasi-komunikasi,  baik  itu  informal  maupun  formal.  Saya  juga
              komunikasi dengan ketua Kadin, Apindo, bagaimana nih terkait surat Pak Gubernur, kaji ulang
              terkait formulasi," kata Andri menambahkan.

              Pemprov DKI Jakarta membantah bahwa revisi UMP DKI Jakarta 2022 yang naik jadi 5,1 persen
              tidak  dibahas  bersama  pengusaha.  Sebelum  merevisi  UMP,  Pemprov  DKI  sudah  membahas
              dengan pihak-pihak terkait.
              Andri mengatakan, pihaknya sudah berbicara dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo),
              Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta serikat pekerja sebelum merevisi UMP 2022.

              "Kami juga sudah bicara langsung dengan Apindo, Kadin. Bagaimana nih, tolong jawabannya,
              karena kita lagi menunggu nih, termasuk juga dari serikat pekerja," kata Andri.

              Menurut Andri, pihaknya juga meminta pendapat dari Badan Perencanaan dan Pembangunan
              Nasional  (Bappenas),  mengkaji  rilis  Badan  Pusat  Statistik  (BPS),  meminta  kajian  dari  Bank
              Indonesia, hingga meminta kajian dari Indef.



                                                           87
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93