Page 51 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2021
P. 51

"60 federasi tingkat nasional memutuskan mogok nasional, setop produksi. Ini akan diikuti 2 juta
              buruh,  (sehingga)  lebih  dari  ratusan  ribu  pabrik  akan  berhenti  bekerja,"  ungkap  Said  dalam
              konferensi pers daring, Selasa (16/11).

              Said menyebut, mogok nasional ini akan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Tapi, tanggal
              pelaksanaannya  belum  disepakati  antara  serikat  buruh.  Untuk  sementara,  direncanakan  aksi
              mogok nasional digelar pada tanggal 6 hingga 8 Desember 2021.

              Sebelum aksi mogok nasional, kata Said, akan terdapat sejumlah aksi pendahuluan. Mulai hari
              ini, Rabu (17/11), buruh-buruh di daerah akan menggelar demonstrasi di kantor pemerintah
              daerah dan DPRD setempat.

              Setelah itu, puluhan ribu buruh yang tergabung dalam 60 federasi akan menggelar unjuk rasa
              di Istana Negara, kantor Kemenaker, dan gedung DPR RI. Selanjutnya, buruh-buruh di daerah
              mulai melakukan mogok kerja secara bergelombang. Puncaknya, akan digelar mogok nasional
              pada 6-8 Desember.
              "Mogok nasional karena kami sudah kehilangan akal sehat terhadap kebijakan Menteri Tenaga
              Kerja, dan permufakatan jahat para menteri yang menyusun PP 36," ujar Said.

              Said  menegaskan,  aksi  unjuk  rasa  maupun  aksi  mogok  nasional  adalah  sesuatu  yang  legal.
              Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan Kepolisian dalam pelaksanaan
              semua aksi tersebut.

              KSPI diketahui menolak keras formula  penetapan Upah Minimum Provinsi 2022, yang hanya
              menaikkan UMP sebesar 1,09 persen. Bagi KSPI, kebijakan upah murah ini jauh lebih buruk
              dibanding yang terjadi pada rezim Orde Baru-nya Soeharto.

              "Soeharto aja enggak melakukan ini di Orde Baru. Jahat sekali, jahat sekali para menteri ini,"
              katanya.

              Sementara, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengatakan kalau pemerintah
              harus mendengarkan aspirasi para pekerja terkait kenaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan
              Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK).  Sebab,  jika  tidak  akan  terjadi  aksi  unjuk  rasa  yang
              dilakukan oleh buruh dan para pekerja untuk menuntut UMP yang berkeadilan.

              "Saya  meminta  kepada  pemerintah  untuk  mendengarkan  aspirasi  para  pekerja  dan
              mempertimbangkan  untuk  memenuhinya.  Situasi  pandemi  yang  sudah  hampir  dua  tahun
              berdampak  pada  sektor  perekonomian  yang  mendegradasi  kesejahteraan  buruh  dan
              keluarganya," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (17/11).

              Kemudian,  ia  melanjutkan  pemerintah  harus  menghitung  komponen  upah  yang  benar-benar
              dapat memenuhi kebutuhan hidup layak buruh dan keluarga mereka sebagaimana yang tertuang
              dalam  Undang-Undang  (UU)  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  yang  harus
              dimasukkan sebagai pertimbangan dalam menentukan upah.

              "Penentuan  upah  dengan  menggunakan  Kebutuhan  Hidup  Layak  (KHL)  lebih  adil  bagi  para
              pekerja.  Saat  ini  stunting,  putus  sekolah,  kriminalitas  dan  permasalahan  sosial  lainnya
              mengancam keluarga rentan termasuk di dalamnya adalah keluarga buruh," ujarnya.

              Ia mendukung kenaikan upah bagi buruh dengan harapan kesejahteraan mereka meningkat dan
              ini menjadi capaian pemerintah memenuhi amanat konstitusi bahwa setiap warga negara berhak
              mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak.





                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56