Page 231 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2020
P. 231

JAKARTA  - Pemerintah terus berupaya mendongkrak  investasi asing  agar mau menanamkan
              modalnya di Tanah Air. Kedatangan investor luar negeri ini diharapkan dapat menyerap tenaga
              kerja lokal dan bukan hanya memanfaatkan tenaga kerja asing. Untuk itu, sudah saatnya tenaga
              kerja lokal jadi tuan rumah di negeri sendiri.



              DORONG TENAGA KERJA LOKAL JADI TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI

              JAKARTA  - Pemerintah terus berupaya mendongkrak  investasi asing  agar mau menanamkan
              modalnya di Tanah Air. Kedatangan investor luar negeri ini diharapkan dapat menyerap tenaga
              kerja lokal dan bukan hanya memanfaatkan tenaga kerja asing. Untuk itu, sudah saatnya tenaga
              kerja lokal jadi tuan rumah di negeri sendiri.

              Problematika  ketenagakerjaan  yang  acap  terjadi  yaitu  lemahnya  daya  saing.  Penggunaan
              tenaga kerja asing (TKA) khususnya asal China, kerap dimunculkan menjadi isu hangat. Namun,
              solusi untuk menyelesaikan kelemahan para pekerja lokal juga tidak kunjung ditemukan.

              Belun  lama  ini,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  sempat  dipanggil  oleh  Menteri
              Koordinator  Bidang  Kemaritiman  dan  Investasi  Luhut  Binsar  Pandjaitan.  Menteri  Ida
              memperjuangkan  agar  investasi  yang  masuk  Indonesia  agar  lebih  serius  mengembangkan
              kemampuan sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.

              Sikap  Menteri  Ida  sangat  sejalan  dengan  pendapat  pengamat  ekonomi  dari  Indef  Bhima
              Yudhistira. Menurut Bhima, permasalahan utama yang harus dibereskan terletak pada screening
              investasi yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, proses seleksi investasi yang berorientasi
              kepentingan nasional Indonesia masih terhitung lemah.

              "Sebaiknya diperketat pengawasan di awal. Bila ada investasi yang mau masuk, pastikan berapa
              banyak kebutuhan TKA-nya. Apa benar tidak ada tenaga kerja lokal yang skill-nya setara dengan
              TKA tersebut," ujar Bhima saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta kemarin.

              Hal ini bisa saja diakibatkan dengan cara berpikir yang aneh. Pasalnya, jumlah tenaga kerja
              yang ada di Indonesia mencapai angka 137 juta orang. Bahkan untuk skill tertentu seperti di
              sektor konstruksi dan pertambangan, sudah sangat umum bila SDM Indonesia banyak yang
              dipekerjakan oleh perusahaan internasional. "Kenapa tidak mendahulukan SDM yang ada di
              dalam negeri saja," ujarnya.

              Untuk itu, harus ada jaminan TKA yang datang harus memiliki skill. Ini pun perlu diperketat,
              bahkan harus memiliki validasi. Dia mengkhawatirkan ada beberapa temuan di mana TKA di
              perusahaan  pengolahan  nikel  ternyata  memiliki  skill  yang  rendah.  "Ini  masalah  serius.
              Bagaimana pemerintah memverifikasi persyaratan selama ini sehingga benar-benar skill TKA
              yang masuk memang tidak ada di Indonesia," tegasnya.

              Dengan porsi yang besar, Bhima mempertanyakan derasnya arus TKA asal China yang terus
              masuk di tengah situasi pandemi Covid-19. Hal ini bisa saja menjadi bumerang karena jadi
              catatan negatif di mata para investor negara lain.

              "Investasi  kan  bukan  cuma  China,  tapi  kenapa  mereka  yang  mendapat  perlakuan  spesial?
              Perusahaan  asing  negara  lain  saja  patuh  menunggu  sampai  situasi  pandemi  berakhir  untuk
              melakukan  perjalanan  dari  luar  negeri  ke  Indonesia.  Jangan  ada  special  treatment  ke  satu
              negara  tertentu,  karena  dampaknya  pada  kepercayaan  investor  dari  negara  selain  China,"
              paparnya.





                                                           230
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236