Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 07 OKTOBER 2019
P. 100

Title          MENJAWAB PERSOALAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA TERAMPIL
               Media Name     republika.co.id
               Pub. Date      04 Oktober 2019
                              https://republika.co.id/berita/pyujbl282/menjawab-persoalan-kebutuhan- tenaga-kerja-
               Page/URL       terampil
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Positive








               Oleh: Erik Purnama Putra*

               Salah satu tantangan mendasar yang dihadapi Indonesia di dunia kerja, khususnya
               industri padat karya adalah masih rendahnya kualitas tenaga kerja. Padahal, pada
               era industri 4.0 yang menuntut persaingan ketat, negeri ini membutuhkan sumber
               daya manusia (SDM) terampil dengan tingkat pendidikan mumpuni agar bisa
               berkompetisi dengan negara lain.

               Selama ini, pemerintah sangat menggantungkan aktivitas industri padat karya yang
               dikenal mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah masif. Keberadaan sektor
               padat karya terbukti bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi
               tingkat pengangguran.


               Tidak mengherankan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencanangkan
               untuk memprioritaskan pengembangan industri padat karya yang berorientasi
               ekspor sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi sampai tahun 2025. Industri padat
               karya yang dimaksud, terdiri sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) dan garmen,
               mainan anak, serta alas kaki.

               Langkah itu dilakukan lantaran sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup
               masif sekitar 225 ribu orang per tahun. Dengan kata lain, industri padat karya
               berkontribusi sangat besar, yaitu mencapai 56 persen dari total serapan tenaga
               kerja pada industri manufaktur sebanyak 400 ribu setiap tahun.

               Sayangnya, berdasarkan data teknis perindustrian, dari 128 juta struktur lapangan
               kerja yang tercipta di Indonesia, jumlah orang yang kompeten di bidangnya baru di
               angka 40 jutaan pekerja (33 persen). Hal itu sebenarnya dapat dimaklumi jika
               merujuk sebanyak 55 juta pekerja hanya lulusan sekolah dasar (SD), disusul 16 juta
               pekerja lainnya tamatan sekolah menengah pertama (SMP).

               Besarnya jumlah pekerja yang berstatus tidak terdidik itu akhirnya berkorelasi
               dengan produk yang dihasilkan. Apabila sebuah pekerjaan dilakukan oleh tenaga
               terampil maka kualitas produk tentu akan lebih baik. Di sinilah masalah yang
               dihadapi industri padat karya Indonesia, yang mayoritas digerakkan oleh pekerja
               tidak terampil lantaran hanya didominasi berpendidikan rendah.

               Selama ini, upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi hal itu adalah
               dengan menugaskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)




                                                       Page 99 of 112.
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105