Page 102 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 07 OKTOBER 2019
P. 102
harus diseriusi untuk dibenahi adalah mempercepat lahirnya pekerja terampil yang
dibutuhkan industri padat karya. Kalau lulusan SMK yang selama ini belum terserap
dunia kerja jumlahnya cukup banyak, hendaknya masalah itu harus ditangani secara
saksama kementerian dan lembaga terkait.
Pemerintah harus memiliki niatan kuat untuk menginvestasikan APBN di bidang
penguatan SDM. Bisa saja balai tenaga kerja yang selama ini kurang diperhatikan,
mulai digerakkan lagi untuk mendidik lulusan SMK yang masih menunggu panggilan
kerja untuk mengikuti pelatihan tambahan.
Tujuannya agar mereka semakin menguasai ahli terapan di bidangnya agar menjadi
nilai plus sebagai modal memasuki dunia kerja. Tidak ketinggalan, kalau perlu
lulusan pendidikan vokasi mengikuti program sertifikasi sehingga keterampilannya
benar-benar terjamin dan siap pakai untuk masuk di dunia industri padat karya.
Dalam mewujudkan iklim bisnis baik bagi industri padat modal, Badan Koordinator
Penanaman Modal (BKPM) juga wajib mengambil peranan besar untuk berdiskusi
dengan Kemenaker dan Kemendikbud guna mengatasi masalah itu. Sehingga,
program yang diluncurkan dua kementerian itu bisa saling bersinergi guna
menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus mengatasi pengangguran terdidik.
Plt Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal merangkap Direktur Deregulasi
Penanaman Modal BKPM, Yuliot mengakui, serapam tenaga kerja pada 2018 justru
menurun di angka 930 ribu orang. Angka itu berbeda jauh dibandingkan pada 2013-
2014, rata-rata penyerapan tenaga kerja mencapai 1,4 juta orang.
Setelah ditelaah, saat ini banyak investasi yang masuk ke industri padat modal yang
minim menyerap tenaga kerja, karena cenderung menekankan penggunaan mesin.
Hal itu berbanding terbalik dengan industri padat modal, yang lebih digerakkan
tenaga manusia.
Sebagai lembaga yang mengurusi investasi, BKPM perlu mengambil peran strategis
dalam mengarahkan investor untuk menaruh modalnya di industri padat karya.
Pasalnya, jumlah lulusan SMK yang menganggur menandakan masih terbukanya
ruang bagi investor untuk menaruh modalnya di industri padat karya. Apalagi,
pemerintah terus memberikan insentif bagi pengusaha agar tergerak masuk di
sektor tersebut.
Karena itu, BKPM memiliki peluang berkontribusi besar dalam mengurangi angka
pengangguran di Tanah Air dengan mengarahkan investor agar menaruh duitnya di
sektor industri padat karya daripada padat modal. Di sinilah peran pemerintah,
khususnya lintas kementerian dan lembaga sesungguhnya dinantikan untuk
menciptakan sebanyak-banyaknya lapangan kerja sekaligus menyerap tenaga kerja
lulusan vokasi untuk mengurangi pengangguran.
*Wartawan Republika
Page 101 of 112.