Page 87 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 87

Tidak hanya itu, kata Iqbal, kenaikan upah minimum hanya didasarkan pada
               pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi. Padahal sebelumnya, ujar dia, kenaikan
               upah minimum didasarkan pada pertumbuhan ekonomi dan inflansi nasional.


               Karena itu, Iqbal mengatakan, jika RUU ini disahkan, maka diberlakukan kembali
               kebijakan upah murah dan buruh akan semakin miskin. "Serta KHL berdasarkan
               survei pasar akan hilang berarti tidak bisa lagi dihitung kebutuhan riil minimum
               seorang buruh berapa?" tuturnya.

               Dia mengatakan, RUU Cipta Kerja memuat ketentuan upah minimum padat karya.
               Artinya, kata dia, akan ada upah di bawah upah minimum. Padahal, ujar Iqbal,
               fungsi upah minimum sendiri merupakan jaring pengaman, tidak boleh ada upah
               yang nilainya di bawah upah minimum.

               Menurut dia, Negara bertindak otoriter dalam menetapkan upah minimum. Karena,
               kata dia, dalam RUU Cipta Kerja, gubernur diancam akan dijatuhi sanksi kalau tidak
               menetapkan upah minimum sesuai dengan undang-undang ini. "Ini jelas melanggar
               Konvensi ILO, yang menyebut penentuan upah minimum harus dirundingkan dalam
               Dewan Pengupahan," tuturnya.


               Dia melanjutkan, Upah minimum semakin tidak lagi berarti, karena sanksi pidana
               bagi pengusaha yang membayar upah di bawah upah minimum dihilangkan. Dia
               membeberkan, dalam Undang-undang 13/2003, jika membayar upah di bawah upah
               minimum, pengusaha bisa dipidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda
               paling banyak 400 juta.

               "Karena tidak ada sanksi pidana, pengusaha akan seenaknya membayar upah buruh
               semurah-murahnya, jadi RUU ini dengan sangat jelas telah menghilangkan makna
               upah minimum sebagai jaring pengaman safety net agar buruh tidak absolut miskin.
               Negara telah lalai dan gagal melindungi buruh dan rakyat kecil," ujarnya.

               Kemudian, dia mengatakan, RUU Cipta Kerja juga mengatur UMKM boleh membayar
               upah di bawah upah minimum. "Dengan demikian, siapa yang akan memberikan
               perlindungan terhadap pekerja di UMKM? Bagaimanapun, perusahaan UMKM akan
               seenak-enaknya membayar upah buruh," ungkapnya.


               Belum lagi, kata dia, pekerja yang tidak masuk bekerja karena sakit, perempuan
               yang haid, menikah dan menikahkan anak, menjankan tugas negara, hingga
               menjalankan tugas serikat pekerja upahnya tidak dibayar. Padahal, kata dia, dalam
               UU 13/2003 pekerja yang tidak masuk kerja karena hal tersebut di atas upahnya
               tetap dibayar.

               Selain itu, kata dia, tidak ada denda bagi pengusaha yang terlambat membayar
               upah. Padahal dalam UU 13/2003, pengusaha yang terlambat membayar upah bisa
               dikenakan denda keterlambatan. "Dampaknya, pengusaha akan semena-mena
               dalam membayar upah kepada buruh," imbuhnya.







                                                       Page 86 of 185.
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92