Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 98

Pemerintah hanya mengatakan bahwa Omnibus Law RUU tersebut dibuat agar
               regulasi tidak tumpang tindih dan jaminan pekerja yang lebih baik.


                "Tapi faktanya kosong," kata dia.

                 Selain itu, Sabda juga menyebut Menko Perekonomian telah mencatut nama
               serikat pekerja terkait penerbitan SK Nomor 121 Tahun 2020 tentang pembentukan
               tim pembahasan RUU Cipta Kerja.

                Surat tersebut dikeluarkan pada 11 Februari, sedangkan draf naskah sudah
               diserahkan ke DPR pada 12 Februari.

                "Buat apa ada tim itu? Akal-akalan pemerintah seolah libatkan serikat pekerja,
               padahal tidak," kata dia.

                 Adapun Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak Omnibus Law RUU
               Cipta Kerja karena dianggap tidak memiliki tiga hal.


                Ketiga hal itu adalah  job security  atau perlindungan kerja,  income security  atau
               perlindungan terhadap pendapatan, serta  social security  atau jaminan sosial
               terhadap pekerjaan.

                Alasannya pun cukup banyak, setidaknya ada 9 alasan mengapa mereka menolak
               Omnibus Law RUU Cipta Kerja.


                Kesembilan alasan itu adalah soal hilangnya upah minimum, hilangnya pesangon,
               penggunaan outsourcing yang bebas di semua jenis pekerjaan dan tak berbatas
               waktu.

                Kemudian jam kerja eksploitatif, penggunaan karyawan kontrak yang tidak
               terbatas, penggunaan tenaga kerja asing (TKA), PHK yang dipermudah, hilangnya
               jaminan sosial bagi pekerja  buruh  khususnya kesehatan dan pensiun, serta sanksi
               pidana terhadap perusahaan yang dihilangkan..






























                                                       Page 97 of 185.
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103