Page 102 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 102

Dalam RUU ini, pemerintah hanya memberi waktu istirahat atau waktu libur minimal
               satu hari dalam satu minggu atau sepekan.


                Dikutip dari draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja pasal 79 ayat 2 (b), Minggu
               (16/2/2020), disebutkan bahwa: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam)
               hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

                Sedangkan dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
               pasal 79 ayat 2 (b) dituliskan: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari
               kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
               (satu) minggu.


                Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja diklaim pemerintah dapat mendorong
               sektor ekonomi dan investasi di Indonesia yang kini lesu.


                Pemerintah berencana melarang tenaga kerja konstruksi tak bersertifikat bekerja.
               Hal ini tertuang dalam draf rancangan undang-undang (RUU) omnibus law cipta
               kerja.


                Seperti tertuang dalam pasal 99 dalam UU No 2 Tahun 2017 tentang Jasa
               Konstruksi mengatur bahwa pekerja tak bersertifikat kompetensi yang kedapatan
               bekerja akan diberhentikan.

                "Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi tidak
               memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja dikenai sanksi administratif berupa
               pemberhentian dari tempat kerja," tulis pasal 99 ayat 1 tersebut.


                Sementara, kepada pemberi kerja pekerja tak bersertifikat kompetensi juga akan
               dikenakan sanksi. Mulai dari denda administratif sampai penghentian sementara
               kegiatan layanan jasa konstruksi.

                Di ayat 3 bagian dari omnibus law ini menyebutkan setiap tenaga kerja konstruksi
               bersertifikat yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi dan tidak berpraktik sesuai
               dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional, dan
               atau standar khusus dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis, denda
               administratif, pembekuan sertifikat kompetensi kerja, dan/atau pencabutan sertifikat
               kompetensi kerja.


                Reporter: Sulaeman  Sumber: Merdeka.com.



















                                                      Page 101 of 185.
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107