Page 186 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 186

UU OMNIBUS LAW PERLU AGAR TIDAK ADA LAGI TUMPANG TINDIH ATURAN

              Hal ini disampaikan pengusaha muda Kota Medan, Palacheta Subies Subianto dalam Webminar
              "Penerapan  Omnibus  Law  Dalam  memperkuat  Pertumbuhan  Perekonomian  Nasional  Melalui
              Perbaikan Ekosistem Investasi dan Daya Saing Indonesia", Rabu (15/7).

              "Reformasi UU ketenagakerjaan sangat kita butuhkan. Karena kami yakin itu akan membuat
              hubungan  industrial  antara  pengusaha  dan  tenaga  kerja  kita  akan  lebih  baik  kedepannya,"
              katanya.

              Palacheta Subianto menjelaskan, saat ini UU Omnibus Law yang sedang ramai diperbincangkan
              merupakan momentun yang tepat untuk mengkaji kembali berbagai aturan yang ada dalam UU
              ketenagakerjaan.  Artinya,  ada  beberapa  persoalan  yang  harus  direvisi  demi  harmonisasi
              hubungan pengusaha dan pekerja.

              "Kami  pengusaha  pasti  patuh  terhadap  aturan  pemerintah.  Namun  saya  contohkan,  dalam
              urusan PHK misalnya, pengusaha pasti mematuhi aturan. tapi terlalu banyak tetek bengek yang
              kemudian bisa membuat pengusaha repot. Terutama seperti saat sekarang ini akibat imbas
              pandemi covid-19," ujarnya.

              Namun  kata  Palacheta,  jika  ditanya  apakah  ia  akan  mendukung  UU  Omnibus  Law,  hal  ini
              menurutnya belum dapat dijawabnya. Sebab, didalamnya sangat banyak aturan yang terdapat
              dan yang sudah disorotinya masih hanya soal aturan ketenagakerjaan saja.

              "Kita belum baca secara keseluruhan jadi kalau soal apakah mendukung Omnibus Law tentu
              saya belum bisa jawab," ungkapnya.

              Sementara itu Kabid Hubungan Indsutrial Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sumatera Utara, Maruli
              Silitonga  mengatakan  pada  dasarnya  UU  Omnibus  Law  merupakan  bagian  dari  upaya
              pemerintah  untuk  mempercepat  pertumbuhan  ekonomi.  UU  tersebut  dirancang  untuk
              mengefisiensikan berbagai peraturan yang selam aini banyak tumpang tindih.

              "Misalnya  ada  temuan  kami  satu  perusahaan  yang  izinnya  sampai  21.  Ini  tentu  akan
              memberatkan dunia usaha, dan memperlambat niat investasi," sebutnya.

              Akibat dari tumpang tindih aturan untuk membuat usaha ini, iklim investasi menurutnya menjadi
              lamban. Sebab, para investor sesungguhnya sangat menginginkan berbagai kemudahan dalam
              menanamkan investasinya.

              "Kalau sudah disahkan kita berharap investor lebih mudah untuk masuk yang pada akhirnya
              juga  akan  berdampak  pada  pengurangan  pengangguran.  Tanpa  investasi,  bagaimana  kita
              menaikkan pendapatan masyarakat," ungkapnya.

              Ditambahkan  Maruli,  bidang  ketenagakerjaan  hanya  satu  diantara  sekitar  11  kluster  yang
              dibahas  dalam  UU  Omnibus  Law  tersebut.  Namun  seluruhnya  memiliki  semangat  untuk
              mempersingkat birokrasi termasuk menghapus aturan yang tumpang tindih.

              "Tentu dengan UU Omnibus law akan hilang yang namanya tumpang tindih undang-udnang,
              efisiensi proses perizinan, dan akan menghilangkan ego sektoral," demikian Maruli.

              Webminar ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari kalangan pengusaha, beberapa pengurus
              organisasi buruh, kalangan pemerhati ketenagakerjaan dan juga para jurnalis..





                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191