Page 203 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 203
memerlukan upaya dari pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan dengan berkomitmen
mendukung Indonesia terbebas dari pekerja anak.
Ia mencanangkan 204 perusahaan sawit yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera
Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jambi dan Riau sudah terbebas
dari pekerja anak.
Hal tersebut ia kemukakan di acara Pencanangan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Terbebas dari
Pekerja Anak.
"Peran aktif dari kalangan pemerintah, lembaga, dunia usaha, serikat pekerja/serikat buruh,
serta seluruh komponen masyarakat sangat diperlukan dalam upaya mewujudkan generasi
penerus bangsa yang berkualitas," ucapnya melalui siaran persnya, Rabu (22/12/2021).
"Satu hal yang terus dikembangkan adalah bagaimana berkolaborasi dan bersinergi dengan
pelaku usaha atau dunia usaha untuk bersama-sama melakukan penghapusan pekerja anak,"
ujar Menteri yang juga politisi PKB ini.
Selain itu, Kemenaker juga mencanangkan Indonesia bebas pekerja anak di berbagai tempat
seperti Kawasan Industri Makassar (KIMA) tahun 2014, Kabupaten Gianyar bebas pekerja anak
tahun 2015, Karawang International Industrial City (KIIC) tahun 2017.
Kemudian Kawasan Industri Modern Cikande Industrial Estate (MCIE), Krakatau Industrial Estate
Cilegon (KIEC) tahun 2018 dan tahun 2020 Kemenaker memberikan penghargaan kepada 23
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati anak yang telah membantu pemerintah dalam
program penarikan pekerja anak.
Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Binwasnaker dan K3 Kemenaker Haiyani Rumondang
mengatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan kembali peraturan ketenagakerjaan terkait
pengawasan dari pelaksanaan K3 dan jaminan sosial tenaga kerja pada usaha perkebunan kelapa
sawit untuk mensukseskan Indonesia terbebas dari pekerja anak.
"Ini untuk menunjukkan pada dunia Internasional bahwa Indonesia berkomitmen untuk
penghapusan pekerja anak dengan mendorong pemda dan pelaku usaha agar aktif terlibat dalam
penghapusan pekerja anak," kata dia.
202