Page 415 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 415

Ia  berujar  Kemnaker  bersama  Kemendagri  dan  Kepala  Dinas  Ketenagakerjaan  (Kadisnaker)
              Provinsi se-Indonesia siap untuk mengawal pelaksanaan pengupahan di tahun 2022 berdasarkan
              peraturan tersebut.

              "Pemerintah konsisten untuk menerapkan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, dan
              mewajibkan  semua  kepala  daerah  untuk  melakukan  hal  yang  sama,"  kata  Putri  dalam
              pernyataannya.

              Putri  mengatakan,  dalam  mengawal  pelaksanaan  pengupahan,  dinas  ketenagakerjaan  wajib
              memberikan pemahaman kepada pengusaha dan pekerja/buruh bahwa upah minimum (UMP
              dan UMK) adalah safety net yang diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja kurang dari 12
              bulan.  Adapun  tenaga kerja  yang  sudah  bekerja  lebih  dari  12  bulan diberlakukan  ketentuan
              struktur dan skala upah.

              Sedangkan  ketika  ada  perselisihan  mengenai  pengupahan,  Dirjen  Putri  meminta  dinas
              ketenagakerjaan untuk mendorong pihak-pihak yang berselisih untuk berdialog secara bipartit
              maupun tripartit.

              "Pemerintah  daerah  wajib  mengedepankan  mekanisme  tripartit  dalam  penyelesaian
              permasalahan  terkait  ketenagakerjaan,"  katanya.  Dirjen  Putri  menambahkan,  selain  Upah
              Minimum (UM), saat ini pemerintah harus mendorong implementasi struktur dan skala upah di
              perusahaan-perusahaan.

              "Pemerintah  wajib  memediasi  perusahaan/pemberi  kerja  untuk  segera  menyusun  dan
              menetapkan struktur skala upah, dan melakukan pembinaan teknis melalui fasilitasi, konsultasi,
              pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan," ujarnya.

              Dalam hal pembinaan teknis telah dilakukan secara optimal dan belum membuahkan hasil sesuai
              yang diharapkan, lanjut Dirjen Putri, maka dilakukan pengawasan teknis. Pengawasan teknis
              meliputi  dampak  pelaksanaan  kewenangan  bidang  ketenagakerjaan  yang  sudah  diserahkan
              kepada pemerintah daerah, maka pemerintah melakukan pengawasan teknis melalui review,
              monitoring,  dan  evaluasi.  Jika  pengawasan  teknis  tersebut  belum  membuahkan  hasil,  maka
              dilakukan tahapan teknis selanjutnya berupa pemeriksaan reguler dan/atau pemeriksaan khusus
              atau/investigatif.

              "Dari  hasil  pemeriksaan  yang  terakhir  ini,  jika  terbukti  terdapat  kesalahan  maka  untuk
              selanjutnya digunakan oleh pemerintah menegakkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
              perundang-undangan," ujarnya..



























                                                           414
   410   411   412   413   414   415   416   417   418   419   420